Postingan

Puisi: Ketapang-Gilimanuk (Karya Acep Zamzam Noor)

Ketapang-Gilimanuk Bermula dari ombak pasang Yang menyediakan ruang Bagi tubuhku Ulakan air melahirkan k…

Puisi: Candidasa (Karya Acep Zamzam Noor)

Candidasa Sebuah pantai yang bersih dengan retakan-retakan Yang ditinggalkan hujan. Kami memulai ziarah Me…

Puisi: Colombella (Karya Acep Zamzam Noor)

Colombella Aku masih digayuti kabut yang semalam melaju dalam tidurku Melewati petak-petak ladang, tangki ai…

Puisi: Sungai (Karya Acep Zamzam Noor)

Sungai Sungai mengalir dari sumber kebenaranmu Yang sejati. Jiwaku tenggelam dalam ketakterhinggaan Cintamu yang abadi. Menghitung pesona Menjaring s…

Puisi: Pangrango (Karya Acep Zamzam Noor)

Pangrango Dari sini Tatkala cemara meluruh daun Pohonan ngungun. Kita melihatnya Dan angin yang bergegas Lepas ke arah kita Kita mendengarnya Tatkala…

Puisi: Dari Kota Hujan (Karya Acep Zamzam Noor)

Dari Kota Hujan (1) Kaulah kesepian yang bangkit Sepanjang rimbun bebukit Ketika aku lewat Menghirup udara pagi Kesegaran dedaun hijau Kaulah gerimis…

Puisi: Pada Ombaklah (Karya Acep Zamzam Noor)

Pada Ombaklah Akhirnya kuterima cuaca buruk yang kauwariskan Langit menaburkan hujan dari ketiaknya yang suram Sedang kegelapan membuka jalan bagi se…

Puisi: Menanti Kelahiran (Karya Acep Zamzam Noor)

Menanti Kelahiran Hari demi hari Adalah huruf-huruf yang kembali Ke haribaan bumi. Jalan panjang yang kutempuh Bumilah ujung dari semua ka…

Puisi: Seekor Sufi (Karya Sides Sudyarto D. S.)

Seekor Sufi Seekor binatang yang menamakan dirinya Sufi, Terbit dari ketiak pahaku yang sebelah kiri. Ia memaki namaku yang menghardik siang malam: B…

Puisi: Tulisan pada Nisan (Karya Acep Zamzam Noor)

Tulisan pada Nisan Tak lagi pergi harimu Tak lagi datang malammu Waktu telah berhenti Di tubuhmu 2014 …

Puisi: Kumaknai (Karya Acep Zamzam Noor)

Kumaknai Di atas bukit yang menyerupai lukisan Kabut bagaikan dinding tebal Yang menopang udara. Musim men…

Puisi: Waktu yang Sehitam Dedak Kopi (Karya Acep Zamzam Noor)

Waktu yang Sehitam Dedak Kopi Waktu yang sehitam dedak kopi di gelasmu itu Adalah sepi. Tahun-tahun merayap …

Puisi: Kutitipkan (Karya Acep Zamzam Noor)

Kutitipkan Pada bulu tubuhmu kutitipkan harap Sejumlah rakaat yang tak sampai Kutitipkan agar pelan-pelan,…
© Sepenuhnya. All rights reserved.