Puisi: Telur Chicago (Karya Nirwan Dewanto) Telur Chicago ( kepada Anish Kapoor ) Telur adalah nama yang keliru Bagi bentuk yang lebih menyerupai Bu…
Puisi: Asal-Usul Kebahagiaan (Karya Nirwan Dewanto) Asal-Usul Kebahagiaan Ketika kau tak mesti lagi mengerutkan jemari Untuk menguji manakah buah segar dewasa …
Puisi: Bulan Madu (Karya Nirwan Dewanto) Bulan Madu ( untuk Nobuyoshi Araki ) Sebutir kancing kemeja terjatuh ke lantai dan dua-tiga helai benang dar…
Puisi: Biduanita Botak (Karya Nirwan Dewanto) Biduanita Botak ( untuk Elfriede Lohse-Wächtler ) Selamat pagi. Seraya menyesap kopi Guatemala Kuingat, ku…
Puisi: Piring Terbang (Karya Nirwan Dewanto) Piring Terbang ( untuk Mao Xuhui ) Rumah mereka berlabuh di atas atau Di bawah rumpun lilaka. Bukankah M…
Puisi: Potret Diri Forugh Farrokhzad (Karya Nirwan Dewanto) Potret Diri Forugh Farrokhzad ( untuk Shirin Neshat ) Dalam gelap sempurna ini hanya setitik nyala berpindah…
Puisi: Setiap Tengah Malam (Karya Nirwan Dewanto) Setiap Tengah Malam Setiap tengah malam, bunyi serunai kereta api pengangkut batu-bara Mendesak gendang teli…
Puisi: Tulisan pada Nisan (Karya Nirwan Dewanto) Tulisan pada Nisan Kuucapkan selamat tinggal kepadanya, Meski aku tetap terjatuh ke haribaannya. Kukenak…
Puisi: Lazar (Karya Nirwan Dewanto) Lazar Jangan renggut kematian dariku, Aku tengah berusaha memilikinya. Tolong tutup lagi pintu mausoleum i…
Puisi: Sarapan di Undak Sayan (Karya Nirwan Dewanto) Sarapan di Undak Sayan Antara piring putih ini dan cakram matahari kukekalkan sepetak roti dengan luka u…
Puisi: Boogie Woogie (Karya Nirwan Dewanto) Boogie Woogie ( untuk Umar Kayam ) Di Broadway, hanya di Broadway langit bisa menggirangkan diri dengan …
Puisi: Daun Bianglala (Karya Nirwan Dewanto) Daun Bianglala Terbaring di telapak tanganku selembar daun, daun biru teramat biru, sebab terlalu lama i…
Puisi: Akuarium (Karya Nirwan Dewanto) Akuarium Tepat tengah malam mataku yang bersisik mata yang aus oleh terang hari terdampar ke tepian kaca…