Puisi: Karna (Karya Beni Setia) Karna Tembang siapa yang bikin kantuk singgah? Nina Bobo apa yang ngangkat jiwa (nun) terbang ke alam mi…
Puisi: Dinding Amarah (Karya Beni Setia) Dinding Amarah Sisa panas siang naik dari ladang angin darat menating dan menebar di atas deru ombak dan l…
Puisi: Dua Epigram (Karya Beni Setia) Epigram (1) Ada tiga suara telepon masuk di bus, dan empat lagi kirim SMS. Dan kalau seluruh orang di dunia …
Puisi: Orang Terasing (Karya Afrizal Malna) Orang Terasing — kepada nrl di depan! ombak itu menelan laut biar! kita berkayuh kapal di langit bintang memang! tetapi kapal-kapal di kepala yang mi…
Puisi: Tuntutan (Karya D. Zawawi Imron) Tuntutan aku pernah percaya pada batu maka kuasah tandukku laut bersenggak jauh di sana mempertahankan warna birunya bukan aku memilih teman tapi pra…
Puisi: Aku Bertanya (Karya Emha Ainun Nadjib) Aku Bertanya Aku bertanya siapa yang sebenarnya gerimis Mendung di luar, hati kita, atau Tuhan di dalamnya (Kau tak menyahut). Itulah celakanya! Jawa…
Puisi: Dari Kamal ke Kalianget (Karya D. Zawawi Imron) Dari Kamal ke Kalianget untuk Hadi masih ada sisa sepatu yang dulu menginjak kaki kakek sampai berdarah tapi pulau bersama lalat dan langau telah mel…
Puisi: Kwatrin Akhir Tahun (Karya Gunoto Saparie) Kwatrin Akhir Tahun haruskah tersedu atau tersedan ketika akhir tahun hanya hampa? semua mengabut, mimpi dan cita-cita di cermin buram tiada lagi par…
Puisi: Setelah Pemakaman (Karya Gunoto Saparie) Setelah Pemakaman seusai segalanya lengkap dan senja berubah menjadi gelap cuaca pun kelam terselenggara duka meraja di kalbu kita di rumah ini tidak…
Puisi: Kata-Kata Bersayap (Karya Gunoto Saparie) Kata-Kata Bersayap benarkah penyair hanya mencintai kata-kata bersayap tak jelas artinya? benarkah penyair hanya menyayangi kesunyian dan bayang-bay…
Puisi: Kau Bertanya (Karya Emha Ainun Nadjib) Kau Bertanya Kau bertanya siapa yang berdiri di belakang hujan yang menderas dan menggemakan suara-suara (Setidaknya dalam hati kita diam-diam merasa…
Puisi: Kecambah (Karya D. Zawawi Imron) Kecambah telah kuikuti jejak gelap ke mana semalam berpesiar di pelukannyalah, ada bias isyarat menyilaukan tapi selalu setiap pagi kecambah yang ter…
Puisi: Jika pada Akhirnya (Karya Husni Djamaluddin) Jika pada Akhirnya Jika pada akhirnya Mata pun katup dan tubuh terbujur kaku Apa lagi yang sisa Barangkali aku akan menempuh jarak jauh Barangkali ak…