Sepenuhnya

Di Serambi Masjid Tua di serambi masjid tua menjelang isya aku pun belajar mengeja aksara gemetar menyebut…

Masjid Saka Tunggal masjid satu pilar  di tengahnya empat sayap  seperti totem tergambar bawah tiang kac…

Di Serambi Masjid Tua di serambi masjid tua menjelang isya aku pun belajar mengeja aksara gemetar menyebut alif ba ta lampu petromaks redu…

Pakaian kukenakan pakaian orang-orang sebelum aku. menjadi muslim ke keramaian: bulan yang ramai surau masjid mengaji tak pernah…

Kau kau telah kembali, rumah yang berwarna dan pohon bagimu senda-gurau. seperti adam dan hawa pertama kali menempati taman-Nya …

Betapa Rombeng Kita memang suka mendirikan yang megah-megah apakah itu masjid, menara, mal, istana karena kita sangat tahu bahwa diri kita …

Jamur Tidur Sepucat bulan pasi ia menunggumu, dengan baju terigu ia mendatangiku: putih, terlampau nyeri, seperti kejantanan lelaki yan…

Bayang-Bayang Di telaga itu bayang-bayang berenang dan menyelam Menyelami kedalaman doa dan menangkap seekor ikan Karena waktunya hampir malam Ia cep…

Malam di Dusun Sehabis Hujan dari semak-semak yang basah ada desir, meski tak kupahami namun kuhayati — seakan jejak bulan tak akan basi — malam dusu…

Batu-Batu Beterbangan batu-batu beterbangan, lalu hinggap perlahan-lahan dalam kenangan dingin hari, dingin luka dan dingin bulan menolak hujan memba…

Memanggil walau berulangkali kumemanggil tidaklah akan habis segala sesuatu karena dipanggil melainkan tambah bertimbun dan berduyun karena setiap ka…

Bulu-Bulu Waktu Hei kawan! Apakah aku mengerti? Entahlah, adakah yang bisa aku mengerti, dari robekan struk di tong sampah atm, sisa puntung rokok su…

Penghujung Senyumanmu Jika senyumanmu adalah rahasia akan kutanam dalam benakku Jika senyumanmu adalah ketenangan akan kuikuti dalam pijakanku Walau …