Puisi: Cinta Sepi (Karya Medy Loekito) Cinta Sepi Dalam sepi kutanam cinta bagai fatamorgana menjelang pagi di akhir kokok ayam yang pertama ka…
Puisi: Fontana Maggiore (Karya Acep Zamzam Noor) Fontana Maggiore Tiba-tiba tubuhmu penuh hujan Seperti patung di tengah air mancur itu Dan waktu menjadi pohon yang ditinggalkan daun-daun A…
Puisi: Tentang Mata (Karya W.S. Rendra) Tentang Mata Aku merindukan mata bayi setelah aku dikhianati mata durjana. Aku merindukan mata hari karena aku dikerumuni mata gelap. Aku…
Puisi: Dalam Tahiat (Karya Mustofa Bisri) Dalam Tahiat Dalam tahiat kulihat wajahmu berkelebat ke mana gerangan kau berangkat? berhentilah sesaat beri aku kesempatan munajat atau s…
Puisi: Kau pun Tahu (Karya Acep Zamzam Noor) Kau pun Tahu Kau pun tahu, tak ada lagi cinta Dalam pengembaraanku Bintang-bintang yang kuburu Semua meninggalkanku Lampu-lamp…
Puisi: Sepotong Bulan (Karya Joshua Igho) Sepotong Bulan Sepotong bulan teriris cakrawala separuhnya jatuh ke dasar samudera burung camar mengantar anak-anaknya pulang ke…
Puisi: Takut '66, Takut '98 (Karya Taufiq Ismail) Takut '66, Takut '98 Mahasiswa takut pada dosen Dosen takut pada dekan Dekan takut pada rektor Rektor takut pada menteri Me…
Puisi: Indonesia, Tumpah Darahku (Karya Muhammad Yamin) Indonesia, Tumpah Darahku Bersatu kita teguh Bercerai kita jatuh Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbu…
Puisi: Api Unggun (Karya Intojo) Api Unggun Diam tenang kami memandang Api unggun menyala riang Menjilat meloncat menari riang Berkilat-kilat bersinar terang Nyala api nampaknya cura…
Puisi: Gunung (Karya Intojo) Gunung Tampak padaku gunung Semeru: Tinggi tampan bertumpu kukuh, Petir menyambar; topan menderu, Gunung bertahan, tetap teguh, Gempa gempita menggem…
Puisi: Langit (Karya Intojo) Langit Terang cuaca langit lazuardi, Biru jernih bagi tak berisi, Meninggi jauh, menurun dalam, Melawas melingkungi alam. Meskipun tak tampak, tahula…
Puisi: Hanya untuk Sungai (Karya Eka Budianta) Hanya untuk Sungai Tiba-tiba sungai itu teringat laut. Sungai mana tak boleh pergi ke laut, sungai mana dilarang mengalir ke sana? Ia marah, berteria…
Puisi: Rumah yang Terbuka (Karya Acep Zamzam Noor) Rumah yang Terbuka Jarum penglihatanku memasuki seluruh pori-pori Dalam tubuhmu. Keindahan yang kugali sering menjelma api Yang menyalakan s…
Puisi: Terbuka Bunga (Karya Amir Hamzah) Terbuka Bunga Terbuka bunga dalam hatiku! Kembang rindang disentuh bibir kesturimu. Melayah-layah mengintip …