Sepenuhnya

Tukang Kebun Setelah beberapa kali ketukan, pintu kubuka; rupanya ada tamu yang, katanya, menjemputku sore hari ini. Apakah aku sudah pern…

Tukang Kebun Betapa sering di sore hari kami berjumpa di pojok jalan ini menyajikan senyum dia menghormat mesra sekali sambil men…

Kebun Terima kasih telah memilihku sebagai kebunmu: lahan belukar yang telah melewati cuaca cerah dan muram. di tubuhku, suara-suara tumbuh dan be…

Pantun Kebun Bambu Kebun bambu hijau terbentang Sepanjang bukit di sekelilingku; Nasibku selalu terasa malang Karena terl…

Kebun Kelapa: Terminal Kita dari balik kaca jendela bis tua kulihat wajah remaja dan tua teriak: lapa! lapa! lapa! beberapa anak dara dengan sigap me…

Kebun Mestinya ada batas bagi angan-angan. Seperti pantai bagi laut. Atau cakrawala bagi langit dan bumi. "Kebun itu," …

Kebun Hujan (1) Hujan tumbuh sepanjang malam, tumbuh subur di halaman. Aku terbangun dari rerimbunan ranja…

Kebun lugu. kau mencari akar buahmu. kau mencari hulu sungaimu kau mencari jantung patungmu. kau mencari lubuk lautmu. lugu mengapa pula ka…

Penjaga Kebunku Tiga puluh tujuh musim tanam Benih padi kutabur di kesuburanmu Bertunas hijau, segenap anganku Daun-daun muda memutar tasbih Dengan d…

Tukang Kebun Kau memohon ampun pada tetes hujan setelah menarik akar ke wajah serambi sedang aku bersekutu …

Di Kebun Jepun Di kebun Jepun itu sepasang orang asing berbicara tentang daun-daun. "Alangkah sedihnya," kata yang perempuan, &qu…

Suara Angin di Kebun Teh Bulan dalam format Memantul daunan yang pekat Dan sepi makin asing di sana Dukanya larut dalam gelap Ladang-ladang teh Menga…

Kebun Belakang Rumah Tuan Suryo Di tempat yang lama aku teringat lagi akan segala kesedihanku yang telah lalu. Di kebun rumah t…