Puisi tentang Fitnah

Puisi: Kemis Pagi (Karya Taufiq Ismail)

Kemis Pagi Hari ini kita tangkap tangan-tangan Kebatilan Yang selama ini mengenakan seragam kebesaran Dan m…

Puisi: Dokter Muwardi (Karya Sides Sudyarto D. S.)

Dokter Muwardi - 1948 Kau berjiwa pandu pengasih penyayang sesama insan Kau berjiwa pemimpin setia mengabdi negara Kau berjiwa prajurit perwira sejat…

Puisi: Fitnah Kekasih (Karya Ari Pahala Hutabarat)

Fitnah Kekasih Katamu—namaku adalah lambat langkah jam yang mengetuk-ngetuk gerbang kota saat Sang Kekasih datang  dan mengalirka…

Puisi: Menyeduh Kopi (Karya Rudiana)

Menyeduh Kopi Menyeduh kopi membaca koran Melihat berita di tv Ada polisi mati Ditembak polisi Laras pistolnya durjana Pelurunya sebongkah amarah Pel…

Puisi: Gerimis yang Diam-Diam (Karya Apip Mustopa)

Gerimis yang Diam-Diam Pada suatu temaram subuh Yang dingin oleh perjalanan musim Adakah kau lihat di atas atap rumah-rumah Gerimis…

Puisi: Aku Merantau (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Aku Merantau aku merantau, dari rumah ke masjid dari kenyang ke lapar-dahaga aku kunci mulutku agar tak terucap caci dan fitnah dari …

Puisi: Pidato Seorang Demonstran (Karya Mansur Samin)

Pidato Seorang Demonstran Mereka telah tembak teman kita ketika mendobrak sekretariat negara sekarang jelas bagi saudara sampai…

Puisi: Pidato-Pidato dari Bantal Berasap (Karya Afrizal Malna)

Pidato-Pidato dari Bantal Berasap Hari apakah ini? Seperti akhir tahun aku rasakan malam dalam penggorengan, 15 menit yang lalu. Kemba…

Puisi: Gelap Jakarta Gelap (Karya Aspar Paturusi)

Gelap Jakarta Gelap langit jakarta kian menghitam setelah udara dipenuhi teriakan hamburan kata-kata kebencian fitnah dan saling tuding menuding span…

Puisi: Aku Pergi Saat Api di Matamu (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Aku Pergi Saat Api di Matamu 1/ Aku pergi Aku keluar rumah saat api di matamu semakin menyala. Tak ada waktu lagi merapikan rambut…

Puisi: Sejumlah Terus (Karya Mochtar Lubis)

Sejumlah Terus Hai, mengapa hari jadi suram Sedang matahari bersinar terik? Orang pada bermuka pilu Mata merah karena menangis Bung Sjahrir, Bung Sja…
© Sepenuhnya. All rights reserved.