Puisi: Setelah Revolusi (Karya Wiratmadinata) Setelah Revolusi Begitulah akhirnya, kawan. Kita merasa semakin rapuh, dan menua. Seperti bunga-bunga, d…
Puisi: Balada Seorang Aktivis (Karya Wiratmadinata) Balada Seorang Aktivis Inilah kisah seorang aktivis , yang sedang kehilangan jati diri, dan mengalami krisis "statusisasi" yang s…
Puisi: Ayat-Ayat Hujan (Karya Wiratmadinata) Ayat-Ayat Hujan Kita bunuh tanah yang menggenggam air. Kita bunuh hutan yang menggenggam hujan. Kita bunuh p…
Puisi: Yang Terbunuh Kesunyian (Karya Wiratmadinata) Yang Terbunuh Kesunyian Bayangkan kau terlempar jauh Diantara pokok-pokok sunyi Gemerisik, desir dan angin mati Membeku di titik nadir bumi…
Puisi: Sajak tentang Orang Sesat (Karya Wiratmadinata) Sajak tentang Orang Sesat Orang yang merasa tidak sesat. Memburu orang yang dirasa sudah sesat. Dengan cara …
Puisi: Lebaran (Karya Wiratmadinata) Lebaran Aku tak berani pulang. Belum cukup bekalku. Untuk Kembali pada-Mu. Banda Aceh, 28 Juli 2014 Anali…
Puisi: Kado yang Tak Pernah Dikirimkan (Karya Wiratmadinata) Kado yang Tak Pernah Dikirimkan Engkau selalu meminta kalimat Karenanya kuberi engkau kata Katamu engkau inginkan nyanyian Kemudian padam…
Puisi: Ziarah Sunyi (Karya Wiratmadinata) Ziarah Sunyi (Mengenang sahabat-sahabat di Serambi Indonesia, yang pergi bersama Tsunami, 26 Desember 2004) …
Puisi: Tentang Hujan dan Sisa Mimpi Semalam (Karya Wiratmadinata) Tentang Hujan dan Sisa Mimpi Semalam Tentang hujan dan segala cerita yang ia bawa kusimpan diam-diam di balik tidurku hujan dalam mimpiku aka…
Puisi: Tentang Keabadian (Karya Wiratmadinata) Tentang Keabadian Karena hidup itu fana dan rapuh, kita harus menuliskan sejarah, di dalam ingatan waktu; …
Puisi: Pagi dan Sisa Doa Semalam (Karya Wiratmadinata) Pagi dan Sisa Doa Semalam Terjaga dari tidur yang damai gerimis masih menuliskan dirinya di subuh yang kudus…
Puisi: Saudaraku (Karya Wiratmadinata) Saudaraku Dalam ketenangan dan kedalaman hati yang bening. Di bawah langit yang lembut dan awan yang t…