Puisi Wiji Thukul

Puisi: Kekuasaan yang Sewenang-wenang (Karya Wiji Thukul)

Kekuasaan yang Sewenang-wenang Kekuasaan yang sewenang-wenang membuat rakyat selalu berjaga-jaga dan tak bisa tidur tenang sa…

Puisi: Hujan Malam Ini Turun (Karya Wiji Thukul)

Hujan Malam Ini Turun Hujan malam ini turun untuk melindungiku Intel-intel yang bergaji kecil pasti jengkel dengan yang memerintahmu …

Puisi: Jakarta Simpang Siur (Karya Wiji Thukul)

Jakarta Simpang Siur Jakarta simpang siur ormas-ormas tiarap tiap dengar berita pasti ada aktivis ditangkap telepon-telep…

Puisi: Kemarau (Karya Wiji Thukul)

Kemarau Ember kosong gentong melompong baju jemuran seng atap rumah menyilaukan mata Bumi menguap blingsatan anjing kucing…

Puisi: Sajak Setumbu Nasi Sepanci Sayur (Karya Wiji Thukul)

Sajak Setumbu Nasi Sepanci Sayur setumbu nasi sepanci sayur kobis renungan hari ini berjongkok di dapur angan terbuka seperti layar bioskop bising me…

Puisi: Teka-Teki yang Ganjil (Karya Wiji Thukul)

Teka- T eki yang Ganjil Pada malam itu kami berkumpul dan berbicara Dari mulut kami tidak keluar hal-hal yang besar Masing-masing berbicara tentang k…

Puisi: Bunga dan Tembok (Karya Wiji Thukul)

Bunga dan Tembok seumpama bunga kami adalah bunga yang tak kaukehendaki tumbuh engkau lebih suka membangun rumah dan merampas tanah …

Puisi: Harimau (Karya Wiji Thukul)

Harimau aku pernah menyaksikan banyak orang mendirikan kandang untuk memelihara harimau yang mereka hidupkan dari ketakutan sehingga harimau itu pun …

Puisi: Istirahatlah Kata-Kata (Karya Wiji Thukul)

Istirahatlah Kata-Kata istirahatlah kata-kata jangan menyembur-nyembur orang-orang bisu kembalilah ke dalam rahim segala tangis dan kebusukan dalam s…

Puisi: Batas Panggung (Karya Wiji Thukul)

Batas Panggung kepada para pelaku ini daerah kekuasaan kami jangan lewati batas itu jangan campuri apa yang terjadi di sini karena kalian penonton ka…

Puisi: Bongkar (Karya Wiji Thukul)

Bongkar Bongkar telanjangi tangkap jangan dilepas lagi Kita selalu sembunyi selalu ada alasan membenarkan diam selalu cari al…

Puisi: Tuntutan (Karya Wiji Thukul)

Tuntutan Rakyat adalah kami mulut-mulut yang bersuara mendukungmu dalam setiap Pemilu Rakyat adalah kami tenaga dari kaki-kaki …

Puisi: Derita Sudah Naik Seleher (Karya Wiji Thukul)

Derita Sudah Naik Seleher Kau lempar aku dalam gelap hingga hidupku menjadi gelap Kau siksa aku sangat keras hingga aku makin m…

Puisi: Sebuah Bank (Karya Wiji Thukul)

Sebuah Bank Sebuah bank memasang iklan ukuran setengah halaman koran, teriaknya: Dirgahayu Republik Indonesia 51 th Dengan huruf kapit…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.