Puisi Wayan Jengki Sunarta

Puisi: Juli (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Juli yang paling pilu cinta yang lena terjerat getah pahit mulut bulan juli musnahlah gulita! debu jalan membungkus bunga sajakku …

Puisi: Aku Memahat Maut (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Aku Memahat Maut kau bangkit dari mimpi cahaya menyilau mata  bercermin pada bayangan hari serasa seperti luka aliran waktu, …

Puisi: Mengingat Rumah (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Mengingat Rumah kusembahkan malamku bagi pagimu letihmu sejauh malam lalu menderas dalam tawar menawar di pasar-pasar cintamu, ibu …

Puisi: Kutitip Rinduku (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Kutitip Rinduku kutitip rinduku di rumah Gadang usai lelah menyusuri kota Padang dari gunung, ngarai, hingga pantai sejauh Teluk Bayur aku…

Puisi: Jam Dinding (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Jam Dinding sebelum malam usai dalam halusinasi jantung jam dinding itu berdetik berkali-kali ia tahu kau akan pergi ketik…

Puisi: Ibu (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Ibu tak perlu kau risau, ibu jejak langkah cintaku telah terhenti di sini selalu saja ada bagian dari keheninganku yang lindap ibu…

Puisi: Lelaki Sunyi (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Lelaki Sunyi ww gigilmu itu bukan karena hujan bukan dingin namun lebih urai kenangan sesungguhnya siapakah kau lelaki berpayung da…

Puisi: Aku Rindu Mariyuana (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Aku Rindu Mariyuana malam ini aku rindu mariyuana namun hanya suara serak radio menjalar seperti keluh nenek renta yang pikun mata tak …

Puisi: Peri Kecilku (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Peri Kecilku tak mampu kutatap parasmu, peri kecilku hanya bayangmu melintasi lengang petang ke mana kau akan terbang? sayapmu masih terl…

Puisi: Sungai Karma (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Sungai Karma menyusuri sungai karma aku tidak tiba di mana pun sepenuhnya bermuara pada jiwaku sendiri siapakah/apakah yang k…

Puisi: Garut (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Garut gerimis belum henti ketika aku sampai di pelataran hatimu yang hijau pegunungan malam suara serangga lelampu kota di …

Puisi: Requiem (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Requiem mengapa harus ruhku menuju ruhmu kau ternganga di tepi cadas memandang cemas pada burung-burung yang mematahkan sayapnya d…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.