Puisi Tentang Diam

Puisi: Selalu Laut (Karya D. Zawawi Imron)

Selalu Laut Mengapa selalu laut yang kusebut dalam nyanyian? Dalam kabut yang gelap kulihat rohku seperti ikan yang berenang tak punya rum…

Puisi: Satu Kata Abadi (Karya Raedu Basha)

Satu Kata Abadi Mimpi itu harus dimulai untuk sebuah perjalanan yang tak lekang waktu yang tak berjeda seper…

Puisi: Kudiamkan Diam-Diammu (Karya H.S. Djurtatap)

Kudiamkan Diam-Diammu kukatakan aku senang padamu                 kau hanya diam kukatakan aku sayang padamu                 kau juga diam kukatakan …

Puisi: Barangkali Diam Adalah yang Paling Baik (Karya Bakdi Soemanto)

Barangkali Diam Adalah yang Paling Baik Barangkali diam adalah yang paling baik Diam dan menyaksikan semuanya. Diam. Selama ti…

Puisi: Dari Diammu (Karya Ajip Rosidi)

Dari Diammu Dari diammu aku hendak belajar jadi bijaksana Gunung yang menyaksikan segala peristiwa tidak beranjak karena ada bencana atau melonjak ka…

Puisi: Diam (Karya B. Y. Tand)

Diam (2) Kautuliskan diam di pasir-pasir tak sempat terbaca angin kaudesahkan diam di gumam-gumam tak sempat terdengar angin Diamlah diam angin selal…

Puisi: Diam (Karya Gunoto Saparie)

Diam kumau sesekali diam tak berkata-kata tak bersuara bagaikan lampu padam kuingin sesekali bisu dengan lidah kaku hanya bisa menahan rindu kenangan…

Puisi: Jangan Aku Disuruh Diam (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Jangan Aku Disuruh Diam barangkali jalan aspal bakal jadi alas kaparan tubuhku dan darah yang menggenang air suci penghabisan kan hilang dari pandang…

Puisi: Diam (Karya Mustafa Ismail)

Diam Di stasion tugu kita mengeja diam: kau tak mengenalku aku tidak cukup mengenalmu. Yogya, 28 Maret 2009 Analisis Puisi: Puisi "…

Puisi: Tak Perlu Bicara (Karya A. Munandar)

Tak Perlu Bicara Untuk membeli masadepan Kita menjual masalalu Untuk membeli keadilan Kita menjual kejujuran. Tak perlu bicara Karena …

Puisi: Mengapa Aku Terdiam (Karya Harris Effendi Thahar)

Mengapa Aku Terdiam Setelah kupasang puluhan dusta engkau tersenyum percaya aku terbeliak sengsara Lalu mengapa aku terdiam Padang, Februari 1973 Sum…

Puisi: Kediam-diaman (Karya Ajip Rosidi)

Kediam-diaman Masihkah kita mesti bicara - apa yang lebih menusuk dari mata? - diam dan bunuh setiap kata. Jika ingin masih julurkan li…

Puisi: Tanda Tanya (Karya Ajip Rosidi)

Tanda Tanya Dalam diammu engkau sebuah tanda tanya Dalam tanda tanya engkau adalah jawabnya Dalam heningmu Siapa masih…
© Sepenuhnya. All rights reserved.