Sepenuhnya

Fragmen Kota Tibalah saatnya Bila malam melambungkan warna cadarnya Kuraih-raih, mengisap menggelenyar Lolos di ujung-ujung pandang jarak…

Alpa Buat Kanto Seperti kealpaan akal yang bertakhta Menyanggah kelelapan lagu malam yang larut Mendenyut ragam prasangka bagai …

Bulan Dini Hari Gema sepi yang kudengar terlalu pagi Alam ramah yang luka risik suaranya Rebah rentah sayap mataku Tapi terasa…

La Canebiere La Canebiere senantiasa mengundang senja Bersalaman, berangkulan sepanjang bulevarda Kami orang asing mengikuti ber…

Kereta Kencana Kereta janazah, kami duduk bersanding dengan sawur kembang mempelai Pejamlah, debar darah sesal karena was-was kehendak suara …

Bulan Merah Benar engkaulah itu Menjenguk-jenguk lurung sore Layup hari kian waswas semata Bersarang di lembah suara hiba Te…

R. S. Kini kami di hadapan-Mu, tapi tiada kudengar kata-Mu Ataukah nanti di kamar mati, semua jenazah bertanya-tanya Ah, tiada sempat tercata…

Gerhana Gerhana Lakonmu yang keramat Kala kelambu malam luruh Serpih awan menyisih, bayang-bayang terbasuh Sosok tak merupa,…

Perkutut Sedan tangis yang turun ke hati Ada burung perkutut bersuara suatu pagi Terdengarkah itu dari sangkar tergantung — Aku pernah deng…

Hari demi Hari Sanatorium Solsana Terasa hari-hari yang kering mengelepas bayang-bayang Mengisap mataku Muntah segala bunyi terpendam…

Mahkota Ketika noktah-noktah kemerlap Turun bagai mahkota di ubun-ubun Aku justru terjaga di mimpi pertama Detik-detik waktu l…

Dongeng Bocah dan Bulan Jatuh menggema di hati malam Dingin ibu Kutinggal sedang, sedang Tidur tak berselimut Di kamar redup…

Sepanjang Lapar Buat Ramadhan Memanglah kurasa, karena habis menanti Adalah kata-kata budiman Bagai rasa sayang yang terlempar…