Puisi Rini Intama

Puisi: Menuju Ranupani (Karya Rini Intama)

Menuju Ranupani Tumpang, Gubug klakah dan apel hijau Menawari sepinggan cinta Yang ingin kubawa pulang Februari, 2011 Sumber: Gemulai Tarian Naz (201…

Puisi: Wajah Ayu Ibuku (Karya Rini Intama)

Wajah Ayu Ibuku Bias cahaya dan renungan yang kubaca di atas batu tentang wajah ayu ibuku ada garis warna dan …

Puisi: Kemarau (Karya Rini Intama)

Kemarau rumput menangisi tanah kerontang dan kelopak mawar yang mulai berjatuhan yang tak lagi menyimpan embun. Padahal telah aku lewati buih-buih om…

Puisi: Khilaf (Karya Rini Intama)

Khilaf Akulah si pemuja yang memuja bicaralah tentang khilaf seperti kerikil di tepi jalan yang terinjak kepongahan kota ruangku tiba-tiba saja penga…

Puisi: Taman Bunga (Karya Rini Intama)

Taman Bunga Ada butiran tasbih hingga rindu-rindu yang kau kirim dan butiran bening air mata jatuh haru lalu kita tertawa saat gerbang taman menebar …

Puisi: Kenang (Karya Rini Intama)

Kenang kenang, di ujung senja dalam lingkaran kata merajuk rindu penuh kecemasan kenang, di ujung malam dalam wangi hasrat merujuk penuh takjub kenan…

Puisi: Puisi Kecil (Karya Rini Intama)

Puisi Kecil (1) mengerti dengan sederhana tak menghilang makna seperti doa dan cerita dini hari menyaji diri dengan teropong hati Puisi Kecil (2) ter…

Puisi: Doa Kecil (Karya Rini Intama)

Doa Kecil ada doa kecilku hari ini  tentang nikmatnya puasa dan sajadah yang kau gelar kemarin dan itu selalu kau ingatkan padaku tentang mata-mata y…

Puisi: Bait-Bait Puisi (Karya Rini Intama)

Bait-Bait Puisi Padamu yang menawarkan senyum ramah Yang memberi barisan doa di bumi dan tanah di bait-bait …

Puisi: Lima November (Karya Rini Intama)

Lima November Lupa pada warna senja yang sebentar lagi turun Suara ibu memanggilku hingga suara serak berdahak Lamat menghilang dalam pekat awan yang…

Puisi: Perang (Karya Rini Intama)

Perang Wajah anak terluka mencari dada ibu dalam tangis yang pecah Mata yang bening, wajah-wajah hening yang gelisah karena ingin mengeja arti kata p…

Puisi: Terima Kasih (Karya Rini Intama)

Terima Kasih Terima kasih menghitung jatuh air mata di atas meja kacaku Seperti serpihan beledu anganku Saat gerimis belum usai menunggu waktu Saat k…

Puisi: Bungkam (Karya Rini Intama)

Bungkam bungkam malam itu kucumbu wangi kulitmu sekilas gugup menelungkup mengecup naluri liarku menyuguh rikuh langitku mengukuh cemas ketergesaan m…

Puisi: Seribu Doa di Tanah Siak (Karya Rini Intama)

Seribu Doa di Tanah Siak Sejarah meninggalkan kisahnya sendiri Dalam doa subuh dan batu-batu tasbih yang berjatuhan Di tanah Siak Ada bingkai-bingkai…
© Sepenuhnya. All rights reserved.