Puisi Rachmat Djoko Pradopo

Puisi: Ketika Angin Mengangkut Dingin Laut (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Ketika Angin  Mengangkut Dingin Laut angin mengangkut dingin laut dingin hujan dionggokkan di tengah jalan orang-orang menggigil…

Puisi: Ketelanjangan (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Ketelanjangan kini, orang-orang selebriti dan konglomerat beramai-ramai memotong kemaluannya sendiri hingga  tidak punya malu walau bulat-b…

Puisi: Matahari Segi Empat (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Matahari Segi Empat Kata-katamu segi empat seperti matahari Aku yang mendengarkannya cuma bias terganga Tapi apakah yang lebih b…

Puisi: Peluru (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Peluru sebutir anak peluru telah lepas dari longsongnya menyuruk ke daging dan kini tergeletak di atas meja setelah pisau bedah mencungkilnya dari da…

Puisi: Tidur Tanpa Mimpi (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Tidur Tanpa Mimpi tidur tanpa mimpi alangkah nikmatnya ketika bangun rasanya ringan tanpa beban mati itu seperti tidur yang tanpa mimpi yang ada Cuma…

Puisi: Kentut Semar (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Kentut Semar kalau kentut Semar bisa membuat orang kelengar apakah kentut Tuhan tidak bisa hancurkan dunia seisinya bahkan alam semesta? apakah kalau…

Puisi: Alam telah Mengucap Syahadat (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Alam telah Mengucap Syahadat alam telah mengucap syahadat dan bersujud di bumi Tuhan dengan khusuk dan tulus ketika hujan pertama deras menyi…

Puisi: Wakil Rakyat (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Wakil Rakyat enak sekali jadi wakil rakyat entah presiden, menteri, gubernur, dan bupati anggota DPR, anggota MPR gaji besar, ke luar negeri gratis d…

Puisi: Terima Kasih (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Terima Kasih untuk tak gelisah kita ucapkan terima kasih dalam segala udara dan cuaca terima kasih kita telah lahir dan besar sampai ki…

Puisi: Kentut (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Kentut akulah kentut Tuhan duuuuuttttt..... dikentutkan jatuh ke dunia tak punya peran apa-apa dan tak untuk apa-apa sia-sia, kentut cuma akulah kent…

Puisi: Di Pegunungan (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Di Pegunungan di sini, angin hijau mendinginkan kegerahan menghapus debu-debu kota inilah napas segar, dengan butir-butir oksigen bening …

Puisi: Pasar Kembang (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Pasar Kembang di sini perempuan-perempuan menggadaikan kemaluannya tanpa bisa menebus kembali sanggupkah kau menebuskannya? …
© Sepenuhnya. All rights reserved.