Puisi Piek Ardijanto

Puisi: Pelatuk (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Pelatuk burung pelatuk mematuk-matuk randu gapuk kulit kering gugur terhambur karena remuk pelatuk hijau pelatuk bawang pelatuk terasi tidak takut me…

Puisi: Kutilang (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Kutilang Burung kutilang di cabang nangka sabrang Kicaunya nyaring menebari muka ladang Kicaunya nyaring menyambut pagi datang K…

Puisi: Menembak Awan (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Menembak Awan Kemarau begini panjang ladang-ladang kerontang bergurulah kepada musim sebelum menembak awan…

Puisi: Jaring-Jaring (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Jaring-Jaring Kali ini Nelayan menebar jaring di laut Menangkap ikan Kali lain Tuhan menebar jaring maut Menangkap insan. …

Puisi: Lagu Tanah Airku (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Lagu Tanah Airku (buat Walt Whitman) Sudahkah kaudengar lagu berjuta nada lagu tanah airku yang menggema di seluruh dunia dengarkanlah merd…

Puisi: Ketika Mancing (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Ketika Mancing Pagi bening begini hening di tepi rawa pening betapa senang mancing plung kulempar kail berumpan cacing. Cuma sebentar …

Puisi: Jalan Tuntang (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Jalan Tuntang Mendung tebal menjemputku mengucapkan selamat datang ketika aku sampai ke jalan tuntang yan…

Puisi: Gelatik (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Gelatik gelatik gelatik burung menarik kecil tubuhmu halus bulumu paruh merah-jambu badan kelabu-biru berapa bulir padiku kaurusak taktahu kau susahn…

Puisi: Menanggapi Bumi (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Menanggapi Bumi Bumi subur hampir tandus diserbu beribu-ribu tikus gersang tanah garapan mempersempit hidup harapan perlu obat pemusna…

Puisi: Memusar pada Diri (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Memusar pada Diri Kudengar dengus angin gunung kapan kuikuti kembaranya. Kulihat langit seperti tempurung kapan kugapai cakrawala …

Puisi: Perkutut (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Perkutut burung perkutut di ladang berumput neba berkawan menelani kerikil kami segan memasang pulut memikat burung begitu mungil bebaslah perkutut …

Puisi: Menatap Mendung Ketika Senja (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Menatap Mendung Ketika Senja Mungkin seperti mendung itu merunduk dari punggung gunung cepat diterpa angin turun menyergap kota dalam he…

Puisi: Panen (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Panen Sejak kemarau ini kita tidak kehausan lagi bendungan sumber di gunung telah kita bingkari jangan takut kepanasan di sawah di musim l…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.