Puisi Ngurah Parsua

Puisi: Bedugul (Karya Ngurah Parsua)

Bedugul cemara yang menyongsong bayangan kemuning sunyi, redup diderai angin temaram meru terkatup kabut, terkatup dingin Hujan lagi gerimis mengigil…

Puisi: Anak Marhaen (Karya Ngurah Parsua)

Anak Marhaen kita yang cinta pada kerja juang tanah maupun laut adalah marhaen anak-anak buruh, nelayan dan tani kita adalah anak-anak marhaen anak y…

Puisi: Ibu (Karya Ngurah Parsua)

Puisi Ibu Puisi ibu: ibu dari puisi lahir dari kelelahan pesta larut malam di perjamuan bermabukan ibu semua puisi: lahir di bumi setelah mabuk laut …

Puisi: Angin di Atas Pantai Sanur (Karya Ngurah Parsua)

Angin di Atas Pantai Sanur malam menari sinar-Nya purnama sunyi Angin di atas pantai Sanur hening, dicumbui angin timur membelai derai bunga luruh he…

Puisi: Barong dan Rangda (Karya Ngurah Parsua)

Barong dan Rangda di bumi di alam semesta di setiap tubuh di setiap impian di setiap pertikaian kebenaran dan “kebenaran” Barong dan rangda sesuatu m…

Puisi: Batur - Kintamani (Karya Ngurah Parsua)

Batur - Kintamani senyap kabut bias matahari di antara remang kokok ayam sayup serangga menabuh lengang margasatwa dingin tak tertahan berciap antara…

Puisi: Roh (Karya Ngurah Parsua)

Roh Berkerumun siapakah itu? manusia api tak mati hidupnya hidup matinya mati tak luka darahnya pengembara kemiskinan keadilan pasar tanah samudara b…

Puisi: Kuta (Karya Ngurah Parsua)

Kuta Nenek adam dan hawa kembali mengulang cerita? bukan, ombak gemuruh dibakar dada telanjang seorang anak berjalan manja menggendong beban bernyany…

Puisi: Surat Seorang Penyair kepada Kekasihnya (Karya Ngurah Parsua)

Surat Seorang Penyair kepada Kekasihnya dekapan purnama ladang terbuka jemari di tanah subur lembut lenyap baur sepasang burung di ranting flamboyan …

Puisi: Setelah Angin Senja Berhembus (Karya Ngurah Parsua)

Setelah Angin Senja Berhembus Buat almarhum Rastha Sindhu setelah angin senja berhembus berderai angin musim dukamu lampus topan dan badai tidur di t…

Puisi: Pura Ulu Watu (Karya Ngurah Parsua)

Pura Ulu Watu Seorang pelancong bergumam Ulu Watu berkah di daun batu ombak memukul dinding bumi berseru di antara keangkuhan peradaban keheningan ta…

Puisi: Penari Keris (Karya Ngurah Parsua)

Penari Keris yang menikam diri sendiri penuh arti Denpasar, 2003 Puisi:  Penari Keris Karya:  Ngurah Parsua Biodata Ngurah Parsua : Ngurah Parsua mem…

Puisi: Sungai Semesta (Karya Ngurah Parsua)

Sungai Semesta sungai sunyi airnya sepi di batang pohon hening pembasuh luka dan duka debu derita haus dahaga dipuaskan kata lapar dilupa perburuan t…

Puisi: Jejak Pengembara (Karya Ngurah Parsua)

Jejak Pengembara jejak di matahari; lagu seruling meniup hutan belantara siapakah pagi ini, rerumputan terbakar jadi abu tanpa debu siapakah dipetik …

Puisi: Menatap Waktu (Karya Ngurah Parsua)

Menatap Waktu mata langit di jantung melati kutatap waktu terpisah waktu cinta hamba dibalut perjalanan tak menentu; rindu dibalik rindu ternyata kec…

Puisi: Semadi (Karya Ngurah Parsua)

Semadi gadis memetik sukma serangga bernyanyi ngarai sunyi pasraman tua mengirim segala berita api korban besar oleh doa kesepian panjang cukupkan sa…

Puisi: Puisiku (Karya Ngurah Parsua)

Puisiku irama lara, biarlah dan puisi terindah, ditulis kalbu. Cinta luka bertahun bayang kejernihan, tak pernah berhenti minta hening, kesadaran    …

Puisi: Kawula-Gusti (Karya Ngurah Parsua)

Kawula-Gusti hati telaga bening wajah di air hening rindu pada-Mu engkau jiwa sumber jiwa             dilerai ruang bungkus kaca     tembus pandang b…

Puisi: Pada Puisi (Karya Ngurah Parsua)

Pada Puisi kepedihan luka, mengembara ke batas dunia sayap tak pernah jemu dan layu kepak pikiran, gairah, burung mungil terbang dalam sunyi, pembica…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.