Puisi Mustafa Ismail

Puisi: Koran Pagi Tanpa Kopi (Karya Mustafa Ismail)

Koran Pagi Tanpa Kopi Lagi-lagi aku menemukan wajahmu yang pucat dan lucu seperti bocah-bocah, kau ambilkan sehelai daun dan kau sentuhkan …

Puisi: Sabang (Karya Mustafa Ismail)

Sabang Dari taman di tepi laut ini: suara perahu mesin hijau menembus hingga ujung pulau Seorang perempuan…

Puisi: Tentang Hujan (Karya Mustafa Ismail)

Tentang Hujan Kotamu mencoret-coret hujan dalam buku harian yang baru saja kita buka tanpa kata, tanpa suara ketika aku terjebak disitu cum…

Puisi: Seorang Lelaki yang Menangis (Karya Mustafa Ismail)

Seorang Lelaki yang Menangis Lelakiku telah melipat jasnya, lalu menangis, sepanjang jalan ia melangkah jauh, merobek seluruh malam, tetapi …

Puisi: Dongeng Lebaran (Karya Mustafa Ismail)

Dongeng Lebaran Tak sekedar maaf, tentu, yang ingin kusampaikan padamu juga cerita lama yang tak sempat diki…

Puisi: Romantisme Jarak (Karya Mustafa Ismail)

Romantisme Jarak (1) Mestinya kita punya sedikit waktu untuk menceritakan perihal masing-masing angin tak be…

Puisi: Peristiwa Kecil Pagi Hari (Karya Mustafa Ismail)

Peristiwa Kecil Pagi Hari Engkau hanya kaget, ketika bangun pagi itu, 21 Juni 2001, menemukan boneka kecil duduk manis dengan wajah sumringah …

Puisi: Melukis Puisi (Karya Mustafa Ismail)

Melukis Puisi Adakah kau menunggu, pada sudut yang bebas dari tempias hujan menandai sebuah sunyi dan dingin malam sambil kau baca surat-su…

Puisi: Ode Jalanan (Karya Mustafa Ismail)

Ode Jalanan Besok kami akan menyegel rumah ibu, katamu dari balik malam, menolak harga-harga naik dan rambut yang tercerabut dari kepala: …

Puisi: Sebentar Lagi Ia Pergi (Karya Mustafa Ismail)

Sebentar Lagi Ia Pergi Sebentar lagi ia pergi apa yang sempat kau catat: perutmu yang keroncongan dan mulutmu yang kering atau meja makanmu…

Puisi: Kado Agustus (Karya Mustafa Ismail)

Kado Agustus Inilah kado Agustus itu: langit senyap, bulan pucat, dan kau kehilangan ruang untuk membaring…

Puisi: Bukan Kartini (Karya Mustafa Ismail)

Bukan Kartini Itulah malam paling kelam buatmu Bulan sepotong tanggal dalam jerit namamu Sumiati: engkau bukan Kartini yang bisa berteriak …

Puisi: Diam (Karya Mustafa Ismail)

Diam Di stasion tugu kita mengeja diam: kau tak mengenalku aku tidak cukup mengenalmu. Yogya, 28 Maret 2009 Analisis Puisi: Puisi "…
© Sepenuhnya. All rights reserved.