Puisi Muhammad Rois Rinaldi

Puisi: Cinta dan Kematian (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Cinta dan Kematian Larilah... terus lari hingga jauh hingga rindu isyaratkan waktu ke arahku seluruh langkah itu kembali dalam pes…

Puisi: Kereta Pensiunan Pelacur (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Kereta Pensiunan Pelacur Pensiunan pelacur duduk di antara calon-calon pelacur di gerbong kereta tujuan kota metropolitan, ia tak tahu dari mana h…

Puisi: Tak Ada Puisi untuk Pelacur (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Tak Ada Puisi untuk Pelacur Puisi apa yang dapat kutulis untuk sekumpulan wanita yang melacurkan diri itu? Bukankah setiap malam mereka nampak b…

Puisi: Sebuah Doa untuk Malam Ini (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Sebuah Doa untuk Malam Ini Sembilan februari dua ribu dua belas, sebuah pinta dari aktivis mahasiswa jambi  "malam ini kawan, mari berdoa ag…

Puisi: Pledoi (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Pledoi Tenang. Aku tidak di sini. Kepentingan di mataku mati. Duduklah di singgasanamu. Duduk manis. …

Puisi: Perjalan Kemarin (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Perjalan Kemarin ( Bersama Kang Omat ) Kemarin kita satu kereta. Di gerbong lima dari stasiun Merak ke Tan…

Puisi: Sederak Pintu (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Sederak Pintu Cahaya di jendela mataku seperti akan gugur namun ada yang tergelincir lebih dulu ke tebing curam tempat seluruh airmata …

Puisi: Terlepas (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Terlepas Sesungguhnya aku tak pernah percaya pada kutuk, bu karena setiap malam kau selalu mengajarkan doa-do…

Puisi: Jejak (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Jejak Kekasih langit hitam itu akan mengirim hujan aku ingin lekas kuyup lekas terseret - karam lekas…

Puisi: Pada Waktu yang Mana (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Pada Waktu yang Mana Entah pada waktu yang mana aku telah membuat persetujuan untuk menutup rapat hati me…

Puisi: Bangsa Miskin (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Bangsa Miskin Telah kita saksikan Berbondong-bondong anak bangsa Ke luar negeri, jadi pembantu Miskin sek…

Puisi: Monolog kepada Sahabat (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Monolog kepada Sahabat Masih ingatkah ketika kau memelukku dengan satu tikaman di punggung? Berbisik "Ters…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.