Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi Menunggu

Puisi: Menantimu (Karya Tjahjono Widarmanto)

Menantimu aku ingin bertandang di rumahmu. sekedar bersalaman atau pelukan Engkau tak ada hanya ruang tamu yang bisu kursi-kursi bes…

Puisi: Menunggu di Taman (Karya Firman Fadilah)

Menunggu di Taman arah pulang dibuat abu-abu taman kota tidak punya alamat bolehkah ia meminta sisa jejak kekasih? tapi jalanan tetap sepi tapi peta …

Puisi: Kami Menunggumu (Karya Aspar Paturusi)

Kami Menunggumu engkaukah berwajah harapan melintasi jalanan desa pagi ini melewati rumah-rumah kami wajahmu tampak bercahaya dan berhias senyuman ma…

Puisi: Padamu Jua (Karya Amir Hamzah)

Padamu Jua Habis kikis segala cintaku hilang terbang pulang kembali aku padamu seperti dahulu. Kaulah kandil kemerlap pelita jendela di…

Puisi: Elegi (Karya Toeti Heraty)

Elegi (1) (1) kau gelisah sayang tampaknya malam yang menyingkirkan awan tetapi pucuk-pucuk mendung                 memercikkan getar pohon-pohon t…

Puisi: Menunggu (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Menunggu aku akan menunggumu selesai menulis nama, mencatat kelahiran di lontar atau halaman hari-hari ingin kuhirup segala keriangan! …

Puisi: Lagu Gadis Itali (Karya Sitor Situmorang)

Lagu Gadis Itali ( Buat Silvana Maccari ) Kerling danau di pagi hari Lonceng gereja bukit Itali Jika musim…

Puisi: Menjaring Angin di Kota Tua (Karya Diah Hadaning)

Menjaring Angin di Kota Tua Bukan karena panggilan musim jika langkahnya pagi ini 'henti di gapura kota Tulungagung sementara pagi belum …

Puisi: Pada Suatu Saat, di Dunia (Karya Ajip Rosidi)

Pada Suatu Saat, di Dunia mengikuti sebuah sajak R.M. Rilke Di suatu tempat, entah di mana, di dunia seseorang menunggumu, be…

Puisi: Menunggu Surat (Karya Mustafa Ismail)

Menunggu Surat - reportase dari tanah berdarah (II) Aku menunggu suratmu, setiap matahari terbit cerita apa…

Puisi: Di Batas Kesanggupan (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Di Batas Kesanggupan Aku tak tahu, apakah ini disebut penantian. Detik-detik begitu nyeri, lembaran napas seperti robekan kertas yang diremas-rema…
© Sepenuhnya. All rights reserved.