Puisi Medy Loekito

Puisi: Di Bukit Pengalengan (Karya Medy Loekito)

Di Bukit Pengalengan Bara merah senja mencabik dingin serakah melahap daun-daun teh yang terhampar di bukit-bukit berbatas pohon pinus d…

Puisi: Kenangan Akan Zubaedah (Karya Medy Loekito)

Kenangan Akan Zubaedah ( untuk duka Aceh , 26 Desember 2004 ) Boneka tak berkaki menepi di denyut alir tat…

Puisi: Aku Pengembala Matahari (Karya Medy Loekito)

Aku Pengembala Matahari Mengalun ombak ditelan angin di sana daku menanti hari merumput kala sengatan waktu. …

Puisi: Chicago (Karya Medy Loekito)

Chicago Terbentuk dari angin jalanan kota Saling menghadang Saling mengakhiri Terbentuk dari jalan ko…

Puisi: Musim Semi (Karya Medy Loekito)

Musim Semi Musim semi di kebun kupu-kupu mengejar anakku ada bunga di rambutnya. Analisis Puisi: Puisi &quo…

Puisi: Dari Balik Jendela Puncak Chase Plaza (Karya Medy Loekito)

Dari Balik Jendela Puncak Chase Plaza Dari balik jendela puncak Chase Plaza Jakarta terkapar di bawah terhi…

Puisi: Hakone (Karya Medy Loekito)

Hakone Adalah pendar cinta Michael Angelo kepada Monalisa dan dansa Bach dengan walsanya hidup adalah seni …

Puisi: Usia (Karya Medy Loekito)

Usia Aku lahir dan terperangkap usia menjejali pelbagai situasi menit ke hari ke abad terkurung tak lagi …

Puisi: Membacamu (Karya Medy Loekito)

Puisi, Membacamu Luka saling mengampuni Mawar saling menikam Kata saling mengakhiri Analisis P…

Puisi: A Commemoration (Karya Medy Loekito)

A Commemoration Betapa indah awal sebuah petaka tatkala cinta dan berahi tak lagi punya batas dan segumpal nilai seketika hilang makna tid…

Puisi: Tatkala Cinta Tak Berarti Memiliki (Karya Medy Loekito)

Tatkala Cinta Tak Berarti Memiliki Di bawah bayang-bayang garis cahaya bulan kupintal hasrat-hasrat tanpa harap menyanyi lagu-lagu sumbang s…

Puisi: Wahai (Karya Medy Loekito)

Wahai Denyut sampanku terukir di kaki pantai nestapa sebagai tercipta dari Sang Pencipta sementara tak le…

Puisi: Inginmu (Karya Medy Loekito)

Inginmu Bila batu jadinya inginmu jadilah batu pualam mengabdi tanpa luka. Bila air jadinya inginmu j…

Puisi: Mau (Karya Medy Loekito)

Mau Bayu menderas waktu Waktu mendetak batu Batu mengeras mau. Analisis Puisi: Puisi "Mau…

Puisi: Di Beranda (Karya Medy Loekito)

Di Beranda Duduk di beranda angin mengantar daun gugur senja hari. Sumber: Airmata Tuhan (2009) Analis…

Puisi: Sketsa Malam (Karya Medy Loekito)

Sketsa Malam Bulan perak mengalir di sungai-sungai gemetar di kolam-kolam. Analisis Puisi: Puisi "…
© Sepenuhnya. All rights reserved.