Puisi: Mungkin (Karya Maghfur Saan) Mungkin mungkin kau masih memeluk lukisan masa kanak-kanakmu yang kau gores dengan sendok makan bukan angin yang menabur dingin di ubunmu tapi kesuma…
Puisi: Tiba-Tiba Menjauh (Karya Maghfur Saan) Tiba-Tiba Menjauh perahu yang berlayar di matamu tiba-tiba menjauh kau bilang ini malam terakhir, tapi mimpi selalu saja belum berujung sebuah cakraw…
Puisi: Suatu Ketika (Karya Maghfur Saan) Suatu Ketika Suatu ketika, angin berhenti sebelum melewati musim. Pohon-pohon yang berbaris, menunggu dengan gelisah. Sedang daun-daunnya satu demi s…
Puisi: Bakauhuni (Karya Maghfur Saan) Bakauhuni bagi: Isbedy Stiawan Z.S. melintasi selat sunda, serupa menciumi wajah putri halimun yang menggelombang tubuhnya mengapung menunggu sang pe…
Puisi: Igau Angin (Karya Maghfur Saan) Igau Angin kelak ketika awan menggumpal di mataku dan ribuan nama telah kulupakan mungkin tak ada bedanya antara muara dan pelabuhan ribuan perahu te…
Puisi: Rumah (Karya Maghfur Saan) Rumah memasuki rumah, aku harus melewati bukit-bukit sambil mengeja satu persatu, kunaiki tangga waktu mulutku komat-kamit menghafal doa yang dikirim…
Puisi: Perahu yang Pecah (Karya Maghfur Saan) Perahu yang Pecah Perahu yang pecah telah mengantar anak-anak tanpa arah. Batu dan pasir yang telanjang menyambutnya dengan mata yang dipincingkannya…
Puisi: Melihat Matamu (Karya Maghfur Saan) Melihat Matamu melihat matamu, telaga yang dilayari puluhan musim sederet perahu didayung angsa, mengabarkan tebing pualam ke mana nyanyian, segala y…
Puisi: Sketsa Sungai Lilin (Karya Maghfur Saan) Sketsa Sungai Lilin gebyar lampu-lampu perahu membuat kota persinggahan tak lagi beku para bakul menghitung ikatan-ikatan lada yang dikeluarkan dari …
Puisi: Sungai Kecil di Muka Rumahmu (Karya Maghfur Saan) Sungai Kecil di Muka Rumahmu masih membekas dalam catatanku rasanya baru kemarin kau mengajakku berjalan-jalan menikmati kemilau air yang bergoyang d…
Puisi: Tentang Rumah (Karya Maghfur Saan) Tentang Rumah rumahku, batu berlumut yang mengeras oleh rindu persinggahan cuaca, sisa gumam kekalahan setiap peperangan ribuan hujan telah singgah s…
Puisi: Suatu Saat (Karya Maghfur Saan) Suatu Saat suatu saat lenganmu yang pernah melingkar di bahuku beralih rupa menjadi ular yang mematuk urat leherku mungkin saat aku tergoda oleh bau …
Puisi: Menulis Puisi (Karya Maghfur Saan) Menulis Puisi Ketika aku sedang menulis puisi, bulan mengirim dawai- dawai gitar ke tanah perak. Sementara kau merenda jaring buat menangkap kupu-kup…
Puisi: Teluk yang Kaubayangkan (Karya Maghfur Saan) Teluk yang Kaubayangkan teluk yang kau bayangkan adalah kuali bermandi perak dan bersama anak bidadari kau lepas pakaianmu jutaan magma meledak-ledak…
Puisi: Di Stasiun (Karya Maghfur Saan) Di Stasiun di stasiun kulihat orang-orang bergegas menuruni kereta wajah-wajah yang sudah tak kukenal, entah siapa di punggungnya bertumpuk onggokan …