Puisi: Lesung (Karya Lastri Fardani Sukarton) Lesung padi yang gemuk tersebar memenuhi halaman tenteram sudah ada persediaan makan bila sudah kering kubawa ke lesung dan kutumbuk sampai kulit jem…
Puisi: Maguwo (Karya Lastri Fardani Sukarton) Maguwo sekali aku pernah ke sana bersama anak-anak desa bergonceng sepeda melihat kapal terbang melayang-layang menembus mega memapas awan katanya ha…
Puisi: Di Langgar (Karya Lastri Fardani Sukarton) Di Langgar bila magrib tiba bedugnya adalah pertanda aku segera mengambil mukena berlari ke langgar belajar mengaji tanpa membayar bocah-bocah semuan…
Puisi: Pasar (Karya Lastri Fardani Sukarton) Pasar aku tidak punya tempat bermain setiap pulang sekolah membantu simbok di pasar menakar beras membungkus kacang tanah menghitung uang-uang berdeb…
Puisi: Kematian (Karya Lastri Fardani Sukarton) Kematian memang sudah kusadari hari itu akan datang simbok meninggalkanku ketika napasnya tak bersengal lagi memang masih ada bapak tetapi dia terlal…
Puisi: Stasiun Tua (Karya Lastri Fardani Sukarton) Stasiun Tua temboknya masih perkasa sekalipun coreng-coreng itu bertambah jua dekil dan berbau busuk ada tukang ronde dan penjual kue berteduh dari s…
Puisi: Teman (Karya Lastri Fardani Sukarton) Teman bermain di kali tak memikirkan lagi kepedihan yang ada cuma kedamaian itu dunia anak-anak ketika aku dewasa perjalanan seolah tanpa ujung di ma…
Puisi: Rumah Tua (Karya Lastri Fardani Sukarton) Rumah Tua kuangkat kepala debu yang dulu kuraih dengan sapu masih ada dan aku bisa menghapusnya dengan tanganku lampu antik pun termagu memandangku y…
Puisi: Ayamku (Karya Lastri Fardani Sukarton) Ayamku aku menetaskannya dari bentuk telur kusuruh induknya mengerami dan tumbuh lucu, berbulu gundul daging dan tulangnya menonjol sering kubelai la…
Puisi: Kunang-Kunang (Karya Lastri Fardani Sukarton) Kunang-Kunang kau menemaniku ketika mati obor bambuku pulang mengaji di rumah pak makruf sesungguhnya aku takut melewati sawah bagi gadis sekecil aku…
Puisi: Hujan (Karya Lastri Fardani Sukarton) Hujan paling menyenangkan di antara perjalanan yang kukenang bila musim hujan datang membakar jagung di ladang makan sambil bersila kaki di gubuk yan…
Puisi: Gedung Negara (Karya Lastri Fardani Sukarton) Gedung Negara megah kulihat bangunan itu beringin besar seram tegak di halaman aku mengayuh sepeda, menoleh ke sana parung ganesha rumput yang mengha…
Puisi: Perjalanan (Karya Lastri Fardani Sukarton) Perjalanan sudah kujelajahi separoh dunia hampir tak kuinginkan lagi mengulanginya tetap tanah wutah getihku satu ini yang gersang penuh ilalang angi…
Puisi: Sekaten (Karya Lastri Fardani Sukarton) Sekaten katanya nyai sejati harus diberi sesaji orang pun berduyun datang memperebutkan gunungan terdiri beberapa macam makanan warna-warni, sangat s…
Puisi: Kepada Anakku (Karya Lastri Fardani Sukarton) Kepada Anakku seorang perempuan melahirkan dalam kesakitan mendidik dalam kemelaratan bercita tinggi tak terbilang apa saja yang diharapkan? hati ana…
Puisi: Gunung Biru di Atas Dusunku (Karya Lastri Fardani Sukarton) Gunung Biru di Atas Dusunku tolehkan ke belakang wajahmu yang penuh semangat bila kau akan meninggalkan desa ini anakku sebuah bukit tengkurap di kak…
Puisi: Andong Tua (Karya Lastri Fardani Sukarton) Andong Tua andong tua merayap jalannya sarat penumpangnya oleh simbok-simbok tua yang lelah kuda, kusir dan penumpang sama-sama tak pernah kenyang bu…
Puisi: Pulang Sekolah (Karya Lastri Fardani Sukarton) Pulang Sekolah pulang sekolah kulewati kali-kali dan pematang sawah, di kiri-kanan kutemukan ikan kuambil banyak-banyak wader dan udang kugenggam den…