Puisi Kuntowijoyo

Puisi: Musium Perjuangan (Karya Kuntowijoyo)

Musium Perjuangan Susunan batu yang bulat bentuknya berdiri kukuh menjaga senapan tua peluru menggeletak di atas meja menanti putusan pengunjungnya. …

Puisi: Isyarat (Karya Kuntowijoyo)

Isyarat Angin gemuruh di hutan Memukul ranting Yang lama juga. Tak terhitung jumlahnya Mobil di jalan Dari ujung ke ujung Aku ingin menekan tombol Hi…

Puisi: Bencana (Karya Kuntowijoyo)

Bencana Toko-toko di kota sudah ditutup. Anjing menjajakan gonggongnya pada yang bergegas lewat. Tak seorang tahu sekarang jam berapa. Hari sudah jad…

Puisi: Sepi (Karya Kuntowijoyo)

Sepi Jangan sepi ditinggalkan karena ia adik kandungmu ketika di rahim ibu Jangan dibunuh sepi karena ia kawan jalanmu ketika diselubung mimpi Di sub…

Puisi: Angin Laut (Karya Kuntowijoyo)

Angin Laut Perahu yang membawamu telah kembali entah ke mana angin laut mendorongnya ke ujung dunia Engkau tidak mengerti juga Duduklah Ombak yang se…

Puisi: Vagina (Karya Kuntowijoyo)

Vagina Lewat celah ini engkau mengintip kehidupan. Samar-samar dari balik sepi bisik malam menembangkan bumi. Engkau tidak paham mengapa laut tidak b…

Puisi: Gelas (Karya Kuntowijoyo)

Gelas Itulah yang kukerjakan. Mengumpulkan gelas Kembali. Sambil mengenangkan bahwa bibir Lembut telah menyentuh tepinya. Kuhapus dengan Pelan-pelan …

Puisi: Danau (Karya Kuntowijoyo)

Danau Kutemukan danau baru pada musim kering jerih dan mengaca menjamu burung masih terdengar tetes air yang jatuh kembali. Impian lama pun berdesaka…

Puisi: Alam sedang Berdandan (Karya Kuntowijoyo)

Alam sedang Berdandan Tangan yang tak nampak Menjentikkan kasih ke pohonan Semi di cabang-cabang Adapun di rumputan Seribu warna jambon Memberikan ma…

Puisi: Pabrik (Karya Kuntowijoyo)

Pabrik Di sini dilahirkan raksasa bertulang besi bersaraf baja tidak perlu nyanyi dan ninabobo bidadari Berjalan sedetik sesudah turun dari kandungan…

Puisi: Mobil (Karya Kuntowijoyo)

M obil Mobil-mobil sudah berangkat pergi ke tengah kota meninggalkan gas dan debu terdengar mereka tertawa karavan yang sempurna Di pusat kota di mua…

Puisi: Hari (Karya Kuntowijoyo)

Hari Rangkaian bunga dari lampu neon Di sekitar meja berenda impian pagi Memantulkan bening Sepatu yang mengetuk lantai Musik memainkan buah apel Yan…

Puisi: Pada Hari yang Lain (Karya Kuntowijoyo)

Pada Hari yang Lain Pada hari yang lain di angkasa seribu gagak raksasa menyerbu matahari menggugurkan batu-batu terbang menutup ruang Malaikat langi…

Puisi: Perempuan Tak Setia (Karya Kuntowijoyo)

Perempuan Tak Setia Perempuan tak setia mengurai gelung di muka jendela menggugurkan mawar sampai seorang laki-laki mencuri rambutnya menyembunyikan …
© Sepenuhnya. All rights reserved.