Puisi Kebaya

Puisi: Kebaya Biru (Karya Armijn Pane)

Kebaya Biru Waktu senja gelap-gelapan, Gunung Guntur tegak menggagah, Kanannya langit kemerah-merahan, Embun mendatang kapas digobah. Danau hening, g…

Puisi: Tepi Tanjungkatung Sebuah Kenangan (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Tepi Tanjungkatung: Sebuah Kenangan tanjungkatung airnye biru tempat nak dare mencuci muke lagi sekampung hatiku rindu apelah lag…

Puisi: Ibu Pasar Kumbasari (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Ibu Pasar Kumbasari subuh belum luruh kau telah menanak peluh di jalan-jalan becek pasar kota bergelut dengan bayang-bayang pagi …

Puisi: Bulan Sudah Mati (Karya Toto ST Radik)

Bulan Sudah Mati Neil Amstrong dan Nini Anteh berjalan-jalan di bulan. Alangkah nikmatnya, euy, nikmatnya al…

Puisi: Mitologi Keluarga Kami (Karya Zen Hae)

Mitologi Keluarga Kami : frans nadjira lihat, ibu mengunyah permen di beranda merasa burung di gaunnya berkicau. ada angin menerb…

Puisi: Uluwatu (Karya Acep Zamzam Noor)

Uluwatu Karang-karang terjal menopang keagungan Dari setiap penjuru angin Jauh di bawahnya ombak laut berge…

Puisi: Lukisan Seorang Ibu (Karya Tri Astoto Kodarie)

Lukisan Seorang Ibu rambutnya yang masih hitam tampak rapi tergelung dengan tatanan yang sesuai dengan pakaian kebayanya yang berwarna ungu tua denga…

Puisi: Kain Kebaya buat Ibu (Karya Ketut Syahruwardi Abbas)

Kain Kebaya buat Ibu Kalau sempat, kukirim selembar kain kebaya bersulam kembang-kembang merah muda. Tapi rinduku pada harum kembang kopi tak terajut…

Puisi: Tebesaya, Gadis Berputih Kebaya (Karya Aslan Abidin)

Tebesaya, Gadis Berputih Kebaya — “di tebesaya, aku gadis berputih-kebaya. telinga berselip bunga kamboja, yang putik-sarinya dapat kau lihat ranum d…
© Sepenuhnya. All rights reserved.