Puisi: Janji Hujan, Sebuah Monolog (Karya I Nyoman Wirata) Janji Hujan, Sebuah Monolog Setelah jam 12 kau berjanji datang Dan engkau tak ingkar janji Jangan bawa pedang Sebab kerinduanku wujud t…
Puisi: Denpasar Festival (Karya I Nyoman Wirata) Denpasar Festival Tak ada yang asing di lidah Rasa itu sudah mewarnai tulang Menjadi aroma peluh dan nafas Meracik bumbu meramu kata Men…
Puisi: Di Pasar Klungkung Suatu Pagi (Karya I Nyoman Wirata) Di Pasar Klungkung Suatu Pagi Di pasar klungkung Seorang ibu setengah baya melepas kenangan Tentang kain tenunnya, mungkin juga Silsilah …
Puisi: Papua (Karya I Nyoman Wirata) Papua Aku belajar membaca peristiwa Anak anak memberiku sayap Ibu ibu memberi air mata Ladang dan pohon sagu Memberi harapan Hutan…
Puisi: Membaca Kitab Berwujud Pohon (Karya I Nyoman Wirata) Membaca Kitab Berwujud Pohon Ketika kubaca Denpasar Seekor burung urban menyalamiku Ini malam puncak perayaan Bulan bulat di puncak…
Puisi: Menonton Teater Hujan (Karya I Nyoman Wirata) Menonton Teater Hujan Menonton teater hujan Seekor burung entah bernama apa Suaranya seperti mengetuk pintu Tahu yang tersedia adalah sesa…
Puisi: Nonton Hujan (Karya I Nyoman Wirata) Nonton Hujan Garis gerimis Waktu menuakan daun di pohonmu Hutan sempit di belakang rumah Kuil dan altar sujud menunggu, luruhnya daun jatuhn…
Puisi: Bendera (Karya I Nyoman Wirata) Bendera Aku lahir dari rahim jaman yang riuh luluh - lantak Tubuh hilang kepalanya tangan hilang lengannya Liang-liang lahat membaya…
Puisi: Di Sebuah Penginapan di Desa Penestanan (Karya I Nyoman Wirata) Di Sebuah Penginapan di Desa Penestanan hutanmu tampak berasap, Nyoman lihat dari jendela tuang sedikit tuak hias dengan kembangsepatu merah semua ak…