Puisi: Hari Terakhir seorang Penyair, Suatu Siang (Karya Goenawan Mohamad) Hari Terakhir seorang Penyair, Suatu Siang Di siang suram bertiup angin. Kuhitung pohon satu-satu Tak ada bumi yang jadi lain: daun p…
Puisi: Di Muka Jendela (Karya Goenawan Mohamad) Di Muka Jendela Di sini cemara pun gugur daun. Dan kembali ombak-ombak hancur terbantun. Di sini kemarau pun menghembus bumi me…
Puisi: Tigris (Karya Goenawan Mohamad) Tigris Sungai demam Karang lekang Pasir pecah pelan-pelan. Gurun mengerang: Babilon! Defile berjalan. Lalu Tuhan member…
Puisi: Setajam Layung Senja (Karya Goenawan Mohamad) Setajam Layung Senja Setajam layung senja: Lorong-lorong ini pun juga Bergetar antara pucuk, antara gerak samar cemara Dan segala pasti menung…
Puisi: Surat Cinta (Karya Goenawan Mohamad) Surat Cinta Bukankah surat cinta ini ditulis ditulis ke arah siapa saja Seperti hujan yang jatuh ritmis menyentuh arah siapa s…
Puisi: Z (Karya Goenawan Mohamad) Z Di bawah bulan Marly dan pohon musim panas Ada seribu kereta-api menjemputmu pada batas. Mengapa mustahil mimpi mengapa …
Puisi: Doa Persembunyian (Karya Goenawan Mohamad) Doa Persembunyian (Di Sebuah Greja Rumania) - untuk Ivan dan Evelina Tuhan yang meresap di ruang kayu di greja dusun, di lemba…
Puisi: Marco Polo (Karya Goenawan Mohamad) Marco Polo Hari masih gelap, hari Rabu itu, ketika Marco Polo pulang, jam 6 pagi di musim gugur, beberapa ab…
Puisi: Asmaradana (Karya Goenawan Mohamad) Asmaradana Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun, karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda serta l…
Puisi: Dongeng Sebelum Tidur (Karya Goenawan Mohamad) Dongeng Sebelum Tidur "Cicak itu, cintaku, berbicara tentang kita. Yaitu nonsens." Itulah yang dikatakan baginda kepada permais…
Puisi: Di Nalanda (Karya Goenawan Mohamad) Di Nalanda Pada hari ke-67 di tahun 1193, tak ada lagi orang di jalan ke arah Rajgrih. Api belum padam di Nalanda. Seorang bhiksu yang selamat kemudi…