Puisi: Tengah Malam (Karya Frans Nadjira) Tengah Malam Mustahil aku tidur selama anak-anak itu di sini memainkan bayang tubuhnya gepeng seperti wayang Berapa lama kau mengatur…
Puisi: Sungai Mississippi (Karya Frans Nadjira) Sungai Mississippi (1) "Mesin, berikan kartu nasibku hari ini" kataku sejam lalu sewaktu menekan tombol sebuah kotak Tapi…
Puisi: Ngigau (Karya Frans Nadjira) Ngigau Gemerisik hujankah itu atau sesuatu yang jahat mengintai dari atap seng menaburkan pilu mencabuti tali-tali transfusi? …
Puisi: Musium (Karya Frans Nadjira) Musium Pada rak ke dua Lemari museum terletak tengkorak. Jalan menganga di mata lobang hidung. Burung-burung bersarang da…
Puisi: Seekor Burung Tersesat di Taman Matahari Terbenam (Karya Frans Nadjira) Seekor Burung Tersesat di Taman Matahari Terbenam Gelak tawa, adalah sebuah ledakan yang melemparkan kita dari dunia dan menjatuh…
Puisi: Pelabuhan Kabut (Karya Frans Nadjira) Pelabuhan Kabut Ketika kau pergi berselubung gerimis Jembatan menyaksikan samudera kabut pergi …
Puisi: Kereta Terakhir (Karya Frans Nadjira) Kereta Terakhir Kita membuat persiapan dan kita pun mengarahkan pandang ke diri sendiri. Dua anak, seekor anjing menunggu k…
Puisi: Malam Kembang Api (Karya Frans Nadjira) Malam Kembang Api Dengan jari-jariku kunyalakan sumbu basah Dengan jari-jariku kuhidupkan ladang-ladang. Kembang api melesat bagai …
Puisi: Nyanyian Awan (Karya Frans Nadjira) Nyanyian Awan Lirik lagu itu berhenti di bawah warna merah matahari "Kau tidak akan berdiri di sini selamanya." Pukul …
Puisi: Iklan-Iklan Pucat (Karya Frans Nadjira) Iklan-Iklan Pucat Iklan-iklan pucat menggigil memeluk pohon Wajah-wajah tak berjiwa melekat di pohon. Hanya bisa melirik ketika se…
Puisi: Rahim buat Puisi (Karya Frans Nadjira) Rahim buat Puisi : kado untuk Umbu Cuaca telah berubah sejak jendela orang-orang miskin tak dapat dibuka. Aku bersandar d…