Puisi: Jakarta Punya Gua (Karya Djajanto Supra) Jakarta Punya Gua jakarta punya gua mata menyala bibir bergincu oi warna jingga pilihanku siapa dia? jakarta punya gua dari…
Puisi: Matahari (Karya Djajanto Supra) Matahari telah lewat di jalanan kemerdekaan dengan nafas empat arah digeliatkan kaki sejarah ibu, jangan gelisah tiap pamit, kuucapkan perjanjian ibu…
Puisi: Yogya (Karya Djajanto Supra) Yogya kuda tersipu dengan mata tertutup setiap kita adalah bertemu beban dan kemerdekaan kuda tersipu dengan mata tertutup s…
Puisi: Lonceng (Karya Djajanto Supra) Lonceng duka bersahutan dalam rindu yang sebanding antara kita luka terbuka ah tersipu waktu dalam warna senja mengembang dan menu…
Puisi: Sajak untuk Yudi (Karya Djajanto Supra) Sajak untuk Yudi demi setapak keyakinan dan harapan setiap sajak lebih baik untuk bocah yang telah dibentak dari keinginan dan minggat dari rumah mel…
Puisi: Di Luar Musim (Karya Djajanto Supra) Di Luar Musim (bukan kenangan terakhir buat bung Sjahrir) hampir sebuah nama, kini cinta yang alpa kita berdiang dalam pasang, matah…
Puisi: Rumah (Karya Djajanto Supra) Rumah (d, yang mencari) ada yang tak pernah pulang ada yang tak percaya damai bisa hidup di luarnya katanya pada maut kala…
Puisi: Kepada X (Karya Djajanto Supra) Kepada: X langit mencium dahi waktu kau terbaring dan bintang-bintang terhitung di jemari terang benderang satu satu namun t…
Puisi: Kepada Si Mati (Karya Djajanto Supra) Kepada Si Mati kata-kataku akan menyesatkan lebih baik diam, mengangguk atau memberi senyuman pergilah arah ke mana suka anak ya…