Puisi: Kita Lupa (Karya Damiri Mahmud) Kita Lupa burung-burung menembang berkembangan dalam cuaca mimpi kita bulunya yang cantik menggelitik adakah engkau di sana sekali ia singgah dan mem…
Puisi: Aku tak Rindu (Karya Damiri Mahmud) Aku tak Rindu aku tak rindu seruling hafiz dan rumi tak kemaruk mabuk ibnul farid aku butakan mata atas kerlap singgasana simurgh ketika tiga puluh …
Puisi: Ramadhan Malam (Karya Damiri Mahmud) Ramadhan Malam Malam dalam rakaat patah-patah Malam tengah malam huruf yang tertatih lelah Meniti hening Allah 23 Ramadhan 1431 Analisis Puisi : Pui…
Puisi: Ramadhan Batu (Karya Damiri Mahmud) Ramadhan Batu batu dahulu bernama gua rumah margasatwa menyimpan rahasia karena tahu dan percaya batu tak pernah mau berkata batu senantiasa setia ai…
Puisi: Ramadhan (Karya Damiri Mahmud) Ramadhan panaskan aku di tungku perapian ini biar terbakar lapar pupus haus menjalar seluruh pori panaskan badan di tungku mengelegak kobaran api bia…
Puisi: Cermin (Karya Damiri Mahmud) Cermin kau mesti menatap dunia dengan hatimu persis seperti kau menatap cermin setiap kali waktu bersisir dalam kamarmu Analisis Puisi: Puisi "C…
Puisi: Semangat Palestina (Karya Damiri Mahmud) Semangat Palestina biar merangkak atau makan tanah kami akan tetap tegak tak menyerah biar makan kerak bersimbur darah kami tetap bergerak fisabilill…
Puisi: Mengenang Penyair Palestina (Karya Damiri Mahmud) Mengenang Penyair Palestina Mengenang Mahmoud Darwish bagaimanakah aku membayangkan anda memandang palestina negeri yang kaucinta dan tinggalkan kare…
Puisi: Seribu Bulan (Karya Damiri Mahmud) Seribu Bulan Ahlan Wa Sahlan Ya Ramadhan kugiring daging Ke seribu mesin giling Tak lumat lumat Kukuririm tulang Ke seribu lang lang Tak tamat tamat …
Puisi: Di Jalan Bali Ada Tetes Bagai Hujan (Karya Damiri Mahmud) Di Jalan Bali Ada Tetes Bagai Hujan (pension wilhelmina oktober 1945) Lencana merah-putih tersemat di dada seorang pemuda lewat di muka pension wilhe…
Puisi: Malam Seribu Bulan (Karya Damiri Mahmud) Malam Seribu Bulan Unggas diam Pohon diam Angin diam Rumah diam Kota diam Istana diam Nafsu diam Diam hurufku Diam ejaku Diam bibirku Hati gemuruh me…
Puisi: Kunang-Kunang di Sebuah Bukit di Rafah (Karya Damiri Mahmud) Kunang-Kunang di Sebuah Bukit di Rafah "Lihat, Lihat!" teriak kanak-kanak serempak tengadah di sebuah bukit menuju gerbang di Rafah sambil …
Puisi: Hotel Siantar (Karya Damiri Mahmud) Hotel Siantar antar aku ke siantar sumatera sebuah gedung tua arsitektur olanda kaku namun teduh dan kukuh pilar-pilarnya membentang di hadapan kita …
Puisi: Cut Nyak Dhien Memandang (Karya Damiri Mahmud) Cut Nyak Dhien Memandang Dari Sumedang ke Bukit Lampisang Antara Sumedang tempat aku dibuang ribuan batu dari bukit Lampisang ada samudera mengha…
Puisi: Di Beranda Rumah Cut Nyak Dhien (Karya Damiri Mahmud) Di Beranda Rumah Cut Nyak Dhien menghindarlah dari sisiku pergi menjauh angkat bawaanmu meski perlu aku tak butuh “do karem nukilkan aku sebutir syai…
Puisi: Di Sisi Perigi Rumah Cut Nyak Dhien (Karya Damiri Mahmud) Di Sisi Perigi Rumah Cut Nyak Dhien cut aku menatap perigimu tak pernah kering dan surut seutas tali dan timba nyauk tetes airmu sejuk dan lembut cut…
Puisi: Bukittinggi (Karya Damiri Mahmud) Bukittinggi rentak kaki kuda di tengah kota bagai detak jantung kita membaca tanda adakah yang hilang ataukah hadir dalam kenangan kita? Analisis Pui…
Puisi: Kunang-Kunang Sejarah (Karya Damiri Mahmud) Kunang-Kunang Sejarah ichwan azhari kunang-kunang bawa aku berenang pada kedalaman danau dan paluh-paluh antara hutan bakau dan rumpun nipah kunang-k…