Puisi: Anne (Karya Cecep Syamsul Hari) Anne Anne, dengarkan pohon-pohon berbisik, "bukankah Listz sungguh cerdas dan pencemas?" Waldesrauschen dan kulitmu puc…
Puisi: Sajadah Sepanjang Rambutmu (Karya Cecep Syamsul Hari) Sajadah Sepanjang Rambutmu Sajadah sepanjang rambutmu: Di situ, aku lahir, besar dan mati. Pengembaraan adalah kelahiran kelahira…
Puisi: Penginapan (Karya Cecep Syamsul Hari) Penginapan Malam bagai kegelisahan seorang perempuan Bali pemalu. Kutinggalkan kawanku di penginapan , sendiri dalam kekaguman m…
Puisi: Jalan Nádor (Karya Cecep Syamsul Hari) Jalan Nádor Sebuah kafe tanpa senyum menyimpan secangkir kopi hitam di atas meja tanpa tilam pada siang musim semi yang ranum …
Puisi: Hujan Turun di Wonokromo (Karya Cecep Syamsul Hari) Hujan Turun di Wonokromo Hujan turun di Wonokromo. Hari masih pagi ketika wangi kerudung rambutmu lekat di bangku kereta. Sepotong…
Puisi: Variasi Empat Musim (Karya Cecep Syamsul Hari) Variasi Empat Musim Ia tak tahan sendiri dan sunyi ditanamnya musim semi kemudian sekuntum anyelir lalu setangkai lili air …
Puisi: Sayap Kenangan yang Terbakar (Karya Cecep Syamsul Hari) Sayap Kenangan yang Terbakar Empat puluh mil dari kenangan. Bulan jatuh ke dalam lubang kelinci. Di negeri ajaib ia mengaku bernama…
Puisi: Tarian Angin (Karya Cecep Syamsul Hari) Tarian Angin Liszt, kini aku faham mengapa dengan seluruh senjamu kau gubah Tarian Angin di lebuh masa silam. Begitu lembut, begi…
Puisi: Rapsodi Budapest (Karya Cecep Syamsul Hari) Rapsodi Budapest - kepada Sándor Bénko I: bénko dixieland band Di tangan lelaki itu, sebuah malam di pusat kota telah beruba…
Puisi: Guguran Kenangan (Karya Cecep Syamsul Hari) Guguran Kenangan Di ujung malam itu, kau sadari hidupmu tinggal sepenggal sepi. Lepas dari jemari hari yang letih dan pasi. Pada …
Puisi: Hujan Bulan November (Karya Cecep Syamsul Hari) Hujan Bulan November Hujan pun turun. Cuma hujan, luput pada kebisuan tak terukur. Tak tergapai. Seekor burung gereja melesat ke se…