Puisi: Kebangkitan (Karya Beni Setia) Kebangkitan aku mimpi bangkit dari mati aku mengambil pisau dan memotong nadi aku mimpi bangkit dari mati tapi aku tidak berani bermimpi mati itu apa…
Puisi: Maret (Karya Beni Setia) Maret 2009 "Berikan suaramu, kepadaku," teriak iring-iringan - orang itu. Yang potret senyumnya dip…
Puisi: Sajak Cinta (Karya Beni Setia) Sajak Cinta kekasih, kupilih sebuah granat untuk cinta kasih yang sejati logam yang hitam dan dingin ini, berkotak-kotak lewat gurat garit kusaksikan…
Puisi: Bandung (Karya Beni Setia) Bandung Sawah tersungkur : julangan kukuh, struktur, jalanan beton makin melebar - tapi terasa sempit -…
Puisi: Nakula-Sadewa (Karya Beni Setia) Nakula-Sadewa Dulu: pencinta ulung itu membelah cermin: aku dan bayanganku terpisah Siapa yang lebih ut…
Puisi: Variasi Ramadhan (Karya Beni Setia) Variasi Ramadhan (1) (Sambil menonton yang belanja lebaran, sambil menanti daging qurban dibagikan - bersaba…
Puisi: Kamis Petang (Karya Beni Setia) Kamis Petang Angin berkesiur lagi. Bagai jutaan ibu yang serentak bangkit dari kuburan [Tsunami] di Aceh dan mencari anak mereka. Sement…
Puisi: Manusia Hibernasi (Karya Beni Setia) Manusia Hibernasi Saya menciptakan diri sendiri, dari bau mulut yang berdebat, dari tabrakan omong kosong yang berbelit serta me…
Puisi: Aku Masih Ingat Kamu (Karya Beni Setia) Aku Masih Ingat Kamu pohon-pohon menggosok-gosokkan kulit musim dingin riap pucuk-pucuknya. Rontok kuning-kuni…
Puisi: Di Trotoar Bersama Orang Pulang Kerja (Karya Beni Setia) Di Trotoar Bersama Orang Pulang Kerja Di trotoar bersama orang pulang kerja aku jadi orang ketiga. Juga bagi di…
Puisi: Adzan Shubuh (Karya Beni Setia) Adzan Shubuh Debu dan asap hiruk-pikuk itu membubung memenuhi langit Dan dini hari itu diam-diam Allah menurunkan embun Ajakan j…
Puisi: Ziarah (Karya Beni Setia) Ziarah Sekali waktu setapak dihapus rumput dan disembunyikan semak-perdu. Kau terlunta-lunta. Tak tahu harus bagaimana Burung-burung ber…
Puisi: Berapa Kali Kita Kehilangan dalam Menanti (Karya Beni Setia) Berapa Kali Kita Kehilangan dalam Menanti Berapa kali kita kehilangan dalam menanti jam berdetik, angin menghembus dan debu menyerbu jendela…
Puisi: Deja Vu (Karya Beni Setia) Deja Vu Mendekati petang: tak ada bedanya memainkan kaset dengan tape lama atau keping DVD dengan player mutakhir lagu yang muncul senantiasa mem…