Puisi: Mengapa Tiba-Tiba Kau Menjadi Asing (Karya B. Y. Tand) Mengapa Tiba-Tiba Kau Menjadi Asing Mengapa tiba-tiba kau menjadi asing ketika angin beku dan teka-teki itu tak juga terjawab. Sebelum sisa senja itu…
Puisi: Rindu-Rindu (Karya B. Y. Tand) Rindu-Rindu Ombak menggoreskan rindu di batu-batu Angin menggoreskan rindu di bukit-bukit di batu-batu di bukit-bukit kita hempaskan rindu kita, kita…
Puisi: Doa Seorang Manusia (Karya B. Y. Tand) Doa Seorang Manusia Tuhanku Jadikan aku batu-batu tembok kota Jakarta biar kusimpan semua rahasia penghuninya dalam diamku yang setia Karena diamku s…
Puisi: Jika Bayi yang Lahir Hari Ini Tahu Rahasia Dunia (Karya B. Y. Tand) Jika Bayi yang Lahir Hari Ini Tahu Rahasia Dunia Jika bayi yang lahir hari ini tahu rahasia dunia Akan direnanginya kembali lautan rahasia dalam rahi…
Puisi: Tiba-Tiba Angin pun Merunduk (Karya B. Y. Tand) Tiba-Tiba Angin pun Merunduk Tiba-tiba angin pun merunduk ketika sesuatu berkelebat menyapa entah siapa di antara kita Barangkali daun-daun di halama…
Puisi: Seekor Burung Kehilangan Dahan Tempatnya Bertengger Dahulu (Karya B. Y. Tand) Seekor Burung Kehilangan Dahan Tempatnya Bertengger Dahulu Seekor burung mengatupkan sayapnya bertengger di atas cerobong sebuah pabrik, termenung se…
Puisi: Yogyakarta (Karya B. Y. Tand) Yogyakarta masih dapat kutangkap kunang-kunang bergantungan di tiang-tiang kehidupan, ketika kau berbagai kantuk dengan pelacur pasar kembang, sebelu…
Puisi: Dendam (Karya B. Y. Tand) Dendam Dendam yang kukuburkan di tasik bumi setelah kupesiang tujuhhari tujuhmalam dengan sembilu pemotong pusarku dahulu Tiba-tiba bangkit mencekik …
Puisi: Daun-Daun Menatap (Karya B. Y. Tand) Daun-Daun Menatap Daun-daun menatap setelah hujan reda ke mana perginya deru angin yang menyebarkan uap jerami dari ladang-ladang terbuka sementara l…
Puisi: Diam (Karya B. Y. Tand) Diam (2) Kautuliskan diam di pasir-pasir tak sempat terbaca angin kaudesahkan diam di gumam-gumam tak sempat terdengar angin Diamlah diam angin selal…
Puisi: Luka (Karya B. Y. Tand) Luka Luka Adam kita basuh dengan cuka nyerinya berjangkit ke udara Hiruplah! Dosa Adam kita tebus dengan luka darahnya berceceran ke bumi Teguklah! 1…
Puisi: Sketsa (Karya B. Y. Tand) Sketsa (1) Seseorang berkata: Merdeka ! Badai bangkit dalam matanya menggertapkan gigi-gigi ombak Bumi menyebarkan wewangian ke udara Angin istrahat …
Puisi: Igaumu Seorang Anak Buruh Perkebunan Karet (Karya B. Y. Tand) Igaumu Seorang Anak Buruh Perkebunan Karet Jangan menangis tresnoku lihat, langit begitu kelam karena matahari kita telah lama padam sebentar lagi ak…
Puisi: Indonesiaku adalah Indonesia (Karya B. Y. Tand) Indonesiaku adalah Indonesia Indonesiaku adalah Indonesia Menjinakkan badai dalam matanya Mengobarkan birahi dari rambutnya Memabukkan pelaut mengeja…
Puisi: Laut (Karya B. Y. Tand) Laut Dari pintu ke pintu matahari mengetuk langit mengulurkan kepalanya menyapa: Siapa? Pulanglah! Laut sudah letih dan sangat tua Tetapi biru matany…
Puisi: Setelah Pintu Terbuka (Karya B. Y. Tand) Setelah Pintu Terbuka Setelah pintu terbuka jam berhamburan ke udara kaudekap laut dan tidur di atas ombak walau pun kakimu tak sampai ke dasarnya Da…
Puisi: Tragedi (Karya B. Y. Tand) Tragedi Setelah lampu kaupadamkan bening mata ikan dapatkah kautangkap langit berdandan dengan seribu kunang-kunang bergetar dalam gelap. Menunjuk ke…
Puisi: Ketika Matahari Tertidur (Karya B. Y. Tand) Ketika Matahari Tertidur Ketika matahari tertidur, sisa langkahnya tertinggal di luar mengusik ujung sepatuku gelisah mematuk-matuk bumi Ke mana kau …
Puisi: Apiku, Airku, Anginku, Tanahku (Karya B. Y. Tand) Apiku, Airku, Anginku, Tanahku Di atas apiku kubakar matahari luka-luka kubasuh dalam airku Kepada anginku kutaburkan rindu-rindu dendam-dendam kutan…