Puisi Ayah

Puisi: Sajak Kehilangan (Karya Mustafa Ismail)

Sajak Kehilangan Apa yang lebih pantas kuminta darimu kini: air mata, atau sebuah jerit paling keras sepanjang abad borok di kakimu tak terse…

Puisi: Ibu (Karya Sapardi Djoko Damono)

Ibu Ibu masih tinggal di kampung itu, ia sudah tua. Ia adalah perempuan yang menjadi korban mimpi-mimpi ayahku.…

Puisi: Kamis Petang (Karya Beni Setia)

Kamis Petang Angin berkesiur lagi. Bagai jutaan ibu yang serentak bangkit dari kuburan [Tsunami] di Aceh dan mencari anak mereka. Sement…

Puisi: Pergulatan Ayahku (Karya Okto Son)

Pergulatan Ayahku 'Ku diajak oleh ayahku 'tuk berjalan berduaan Ayahku diam tak berbicara Aku pun diam tak berbicara Ada apa dengan ayahku? B…

Puisi: Ibuku Dehulu (Karya Amir Hamzah)

Ibuku Dehulu Ibuku dehulu marah padaku diam ia tiada berkata aku pun lalu merajuk pilu tiada peduli apa terjadi. Matanya terus mengawa…

Puisi: Dahaga Rindu (Karya Whisnu Adhi)

Dahaga Rindu Desir angin malam menyambutku Duduk sendiri mengenang dirimu Adakah sama kau di sana merasa Tentang rasa rindu yang datang menyapa Apaka…

Puisi: Pesan Seorang Ayah (Karya Rizal De Loesie)

Pesan Seorang Ayah Dalam hening yang sufi aku duduk, menunggu bayang-bayang, mendengar detak waktu yang pelan, seperti napas anak-anakku, yang tak ta…

Puisi: Pesan Seorang Ayah kepada Anaknya (Karya Idrus Tintin)

Pesan Seorang Ayah kepada Anaknya Anakku! Diam dan tenang adalah pemberian Ribut dan badai tanda kehadiran sesuatu yang baru sesudahnya ad…

Puisi: Ayah (Karya D. Zawawi Imron)

Ayah pagi dan angin mengelus mulus hatiku kota Rogojampi tersingkap, merdanta hati ayah sendirian di sana dan terpaksa lantaran di dusun ini kemarau …

Puisi: Di Makam Ayah (Karya Dodong Djiwapradja)

Di Makam Ayah Maut bagimu bukan datang tiba-tiba Tapi beri tanda, serupa sebuah maklumat Bagi yang tua renta, dimulai dari kaki Kemudian…

Puisi: Kepada Bapak (Karya Gunoto Saparie)

Kepada Bapak ada peci putihmu tergantung di kapstok bertahun-tahun di sana sejak kau pergi namun jarum-jarum jam dinding berhenti dan kalender di tem…

Puisi: Di Kuburan Ayah (Karya Slamet Sukirnanto)

Di Kuburan Ayah Berteduh pohon kamboja berkembang Tinggalmu yang kekal Tak kenal lagi senyummu Memikat hatiku Ketika masih ka…

Puisi: Catatan (Karya Wiji Thukul)

Catatan gerimis menderas tengah malam ini dingin dari telapak kaki hingga ke sendi-sendi dalam sunyi hati menggigit lagi ingat saat per…
© Sepenuhnya. All rights reserved.