Puisi Asep S. Sambodja

Puisi: Yang Tidak Terlalu Serius (Karya Asep S. Sambodja)

Puisi yang Tidak Terlalu Serius ini puisi soal negara puisi ini tidak terlalu serius sama seperti negara yang tidak serius memberantas korupsi orang …

Puisi: Ramadhan Kali Ini (Karya Asep S. Sambodja)

Ramadhan Kali Ini marhaban ya ramadhan ingin kubasuh dosa-dosaku yang menumpuk melekati diri sudah berapa masa aku memaling muka sudah berapa kali ak…

Puisi: Sang Guru (Karya Asep S. Sambodja)

Sang Guru sebenar-benarnya guru adalah khidir ke mana pun kaki melangkah menghijau jejak yang ditinggalkan dan ia selalu menguji kesabaran setiap mur…

Puisi: Ismail dan Sumur Zamzam (Karya Asep S. Sambodja)

Ismail dan Sumur Zamzam sarah, istri ibrahim yang cantik dan setia merasa kasihan pada ibrahim karena mereka tak punya anak meski usia senja sarah iz…

Puisi: Misalkan Kita di Gaza (Karya Asep S. Sambodja)

Misalkan Kita di Gaza kematian adalah kawan yang paling menenangkan di luar itu, wajah-wajah yang mirip drakula ehud olmert ehud barak tzipi livni be…

Puisi: Ibu Pertiwi Bersusah Hati (Karya Asep S. Sambodja)

Ibu Pertiwi Bersusah Hati seandainya duit rakyat yang dipakai studi banding anggota DPR itu dipakai untuk membantu korban bencana alam di wasior, mer…

Puisi: Senja di Hati (Karya Asep S. Sambodja)

Senja di Hati beginilah rasanya memasuki usia senja sebentar-sebentar melihat jam seperti ada yang dinanti seperti ada yang menjemput beginilah rasan…

Puisi: Tragedi Wasior (Karya Asep S. Sambodja)

Tragedi Wasior orkestrasi ribuan katak menghasilkan harmoni yang sumbang bagaimana mungkin presiden dan para menteri ramai-ramai koor tsunami kecil d…

Puisi: Malam yang Gigil (Karya Asep S. Sambodja)

Malam yang Gigil malam gigil bumi gemeretak suhu di luar perkiraan aku menggigil bumi gemetar tak terkendali pagi bisu hati beku malam gigil pagi mem…

Puisi: Matinya Seorang Hakim Agung (Karya Asep S. Sambodja)

Matinya Seorang Hakim Agung seorang hakim agung melaju dengan mobil menuju mahkamah agung ia bayangkan pelangi muncul di cakrawala di tengah jalan ya…

Puisi: Kalimat Allah (Karya Asep S. Sambodja)

Kalimat Allah seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi tinta ditambah tujuh laut lagi sebagai tinta niscaya tak kan ada habisnya …

Puisi: Terima Kasihku (Karya Asep S. Sambodja)

Terima Kasihku : untuk adik-adik IKSI FIBUI langit membiru di ujung cakrawala hatiku berbunga-bunga karenanya kasih kalian berkembang dalam jiwaku in…

Puisi: Kisah Orang-Orang Dermawan Kita (Karya Asep S. Sambodja)

Kisah Orang-Orang Dermawan Kita aku selalu takjub pada orang-orang dermawan yang muncul bagai laron-laron berbondong menolong lihatlah setelah gempa …
© Sepenuhnya. All rights reserved.