Puisi Armijn Pane

Puisi: Kebaya Biru (Karya Armijn Pane)

Kebaya Biru Waktu senja gelap-gelapan, Gunung Guntur tegak menggagah, Kanannya langit kemerah-merahan, Embun mendatang kapas digobah. Danau hening, g…

Puisi: Kembang Setengah Jalan (Karya Armijn Pane)

Kembang Setengah Jalan Mejaku hendak dihiasi, Kembang jauh dari gunung. Kaupetik sekarangan kembang, Jauh jalan panas hari, Bunga layu setengah jalan…

Puisi: Hamba Buruh (Karya Armijn Pane)

Hamba Buruh Aku menimbang-nimbang mungkin,         Kita berdua menjadi satu; Gaji dihitung-hitung.         Cukup tidak untuk berdua. Hati ingin sempu…

Puisi: Menentang Lawan (Karya Armijn Pane)

Menentang Lawan Dataran Garut terbentang di muka, Gunung mengepung sekeliling, Dua gadis gagah perkasa, Serdadu menanti menentang musuh. Apatah juga …

Puisi: Bintang Merdeka (Karya Armijn Pane)

Bintang Merdeka Dari jendela aku meninjau, Bayangan pohon menggelap di mukaku, Memagar hati dan pandanganku, Hati mengeluh bertambah rusuh. Mata mene…

Puisi: Jiwa Telah Meranggas (Karya Armijn Pane)

Jiwa Telah Meranggas Jiwaku pohon telah meranggas Terunjam terhening di senja hati Mengedangkan tangan tegang mati Hari bening tenang suci Bulan bers…

Puisi: Bertemu (Karya Armijn Pane)

Bertemu Di tepi pantai laut kami bersua, Dan kami memandang ke dalam mata masing-masing, Yang penuh sengsara, penuh duka, Karena negeri digenggam ban…

Puisi: Dalam Aku (Karya Armijn Pane)

Dalam Aku Dalam aku merenda Ingatan mengenang ketika, Jam-jam kita berkata Dalam aku merenda, Gerak jari ada kata, Menghitung jam-jam kita bersua Dal…

Puisi: Mendalam (Karya Armijn Pane)

Mendalam Laut berlari mendatang, Bersua pantai landai, Memecah menghebat buih, Menaik damai tenang merata. Angin berlari mendatang, Bersua gunung men…

Puisi: Tenangan Tiada (Karya Armijn Pane)

Tenangan Tiada Entah apa yang mendorong aku kehidupan baru, Meninggalkan menistakan kehidupan lama. Setiap kali aku terbujuk gemerlap restu, Sekejap …

Puisi: Janji Terang Bulan (Karya Armijn Pane)

Janji Terang Bulan Bulan purnama sekali lagi, Adalah enam puluh kali jadi, Sudah kita tiada bersua lagi. Sinar lembut menganyam daunan, Di bawah poho…
© Sepenuhnya. All rights reserved.