Puisi: Sajak Memandang Bulan (Karya Ajamuddin Tifani) Sajak Memandang Bulan bagi LF pandangi bulan saja, anakku yang sebagian nampak di lobang atap rumah petak ini ia tersenyum padamu, dengan salam yang …
Puisi: Rumah Puisi (Karya Ajamuddin Tifani) Rumah Puisi mengapa masih jua limpas rindu lautmu setelah kuciptakan surau di puncak karang setelah kuhiasi langit malammu dengan tujuhpuluhribu kuba…
Puisi: Alif (Karya Ajamuddin Tifani) Alif Alif tegakkan Alif tunjukkan cahaya langit pada Alam Sebelum Semesta – Sebelum Adam Sesudah Adam Alif Aku dalam Empulur di tegak Alif Tegakkan A…
Puisi: Kemana Kucari, ke Mana (Karya Ajamuddin Tifani) Kemana Kucari, ke Mana begitu kau datang, aku juga datang ke majelis ini tapi, secepat itu kau pergi katakan, ke ceruk dan tengah kota yang mana kau …
Puisi: Embun (Karya Ajamuddin Tifani) Embun kuburu engkau dengan menapaki tanda-tanda jejak, sambil bertiti di busur waktu aku senantiasa terpesona padamu tak terlalu salah bukan, untuk m…
Puisi: Pembidas (Karya Ajamuddin Tifani) Pembidas di Madyan, Rass, Sodom (mereka kehilangan keesaanmu, tapi mereka mencarinya lagi sekarang, bahkan itulah yang membawa mereka kepada …
Puisi: Menerbangi Maghrib (Karya Ajamuddin Tifani) Menerbangi Maghrib merangkak di atas bukit kenyataan menatap pedih burung lepas senja apa yang kauturuni setelah puncak yang terjejaki darah hatimu i…
Puisi: Lautan Malam (Karya Ajamuddin Tifani) Lautan Malam lihatlah nganga lautan malam dan deru nafas mabuknya melahap daratan mimpiku, dan mengunyahnya lumat tak cukup seribu syair meredakan ri…
Puisi: Ada Daun Gugur (Karya Ajamuddin Tifani) Ada Daun Gugur lalu i’tibar itu berserakan: keserakahan, peperangan, daun gugur yang menguning, dan hujan yang ungu dan air sungai yang kelabu dan aw…
Puisi: Hangus (Karya Ajamuddin Tifani) Hangus ke mana lagi perginya burung penyair baca puisi? alahai, mereka berbondong menuju titik didih matahari ia panjati udara dengan mata yang tertu…
Puisi: Perenjak (Karya Ajamuddin Tifani) Perenjak baik! Untuk itukah cuma burung perenjak yang tengah asyik menyanyi segera untuk menyatakan: “Tidak!” tapi burung perenjak pun punya hak kata…
Puisi: Mereguk Magrib (Karya Ajamuddin Tifani) Mereguk Magrib merangkak di atas bukit kenyataan menatap pedih burung lepas senja apa yang kau turuni setelah puncak yang terjejaki darah hatimu ini …
Puisi: Dengan Apa (Karya Ajamuddin Tifani) Dengan Apa dengan bahasa apa yang tepat untuk kutulis riwayat ini seekor burung perenjak yang gugup terbang, melintasi siang penyaksi arak-arakan sua…
Puisi: Pagi Akhir Tahun (Karya Ajamuddin Tifani) Pagi Akhir Tahun gasan: aminah sebuah pagi yang bening dan kudus bagai perak yang dihamparkan seluas batas bumi ini dan telah berkenan mengisi baris-…
Puisi: Requiem Meratus (Karya Ajamuddin Tifani) Requiem Meratus Bagi Joko Pekik dan engkau pun saksi atas terkelupasnya kerak bumi di meratus dan siapa yang menjadikan suka atas kesengsaraan ini, j…
Puisi: Mencari (Karya Ajamuddin Tifani) Mencari di terik matahari kota adakah kau tahu aku mencarimu bila sore menyentuh punggung gereja kuingat baik-baik bahwa kau di sampingku menunduk da…
Puisi: Jika Ia Daun (Karya Ajamuddin Tifani) Jika Ia Daun jika ia daun, berilah gugur, berilah agar tanah dapat menghimpunkan humusnya restu bagi luka-riangnya ibu pohonnya jika ia darah, sempur…
Puisi: Karam (Karya Ajamuddin Tifani) Karam aku ingat kamu, sebab, bukanlah laut namanya jika kau tak membiarkan perahu berkaraman pada lenguh-lunglaiku, pada puncak ketinggian aku kenang…
Puisi: Lilin (Karya Ajamuddin Tifani) Lilin aku bermimpi surat, lilin lebur kepada malam kabar baik apa yang memijar di kelopak bunga hari, lilin setelah firasat meleleh ke terang siang a…
Puisi: Sejak Lama (Karya Ajamuddin Tifani) Sejak Lama zikir bersama la bastari sejak lama aku tak percaya kepada ketenteraman dan sorga hanya bagi si pengharap yang menunggui kehidupan dengan …