Puisi Ahmad Nurullah

Puisi: Burung-Burung Bersarang di dalam Sajakku (Karya Ahmad Nurullah)

Burung-Burung Bersarang di Dalam Sajakku Itulah peristiwa paling penting yang amat menentukan jalan hidupku. …

Puisi: Di Tikungan Sajak Ini Akan Kautemukan Sebuah Sungai (Karya Ahmad Nurullah)

Di Tikungan Sajak Ini Akan Kautemukan Sebuah Sungai Di tikungan sajak ini akan kautemukan sebuah sungai - kata…

Puisi: Pada Sebuah Makan Sore (Karya Ahmad Nurullah)

Pada Sebuah Makan Sore: Intermezo (- Untuk Arie MP Tamba) Tidak. Kita tidak betul-betul tahu apa yang kita tun…

Puisi: Nota Bulan Desember (Karya Ahmad Nurullah)

Nota Bulan Desember (- Catatan Akhir Tahun) Tak perlu kuucapkan "selamat tinggal" pada detik terakhi…

Puisi: Ritus Hujan (Karya Ahmad Nurullah)

Ritus Hujan "Tubuh adalah jejak sejarah yang lezat, sekaligus pedih," bisikmu, sepertinya baru menger…

Puisi: Menginap di Sebuah Kastil dalam Puisimu (Karya Ahmad Nurullah)

Menginap di Sebuah Kastil dalam Puisimu (- Untuk Sang Penyair) Suatu hari kau mengajakku berkunjung ke dalam…

Puisi: Seseorang Berdiri di Tepi Sajakmu (Karya Ahmad Nurullah)

Seseorang Berdiri di Tepi Sajakmu Seseorang berdiri di tepi sajakmu. Wajahnya sepi, seperti sebuah kuil terpa…

Puisi: Bersyukurlah Kau Tidak Lahir dari Hujan (Karya Ahmad Nurullah)

Bersyukurlah Kau Tidak Lahir dari Hujan (- Untuk Orang yang Tak Ada) Bersyukurlah kau tidak lahir dari hujan,…

Puisi: Selat Kamal, Mengupas Nostalgia (Karya Ahmad Nurullah)

Selat Kamal: Mengupas Nostalgia Kita tak mungkin mencebur ke sungai yang sama - Herakleitos Tak mungki…

Puisi: Pantai Penyatuan (Karya Ahmad Nurullah)

Pantai Penyatuan Dari sebutir air langit yang jatuh menetes ke pinggang daun sidratul muntaha, aku menetes. Dalam setiap helai nafas terbentang serib…

Puisi: Melewati Jembatan Kesunyian (Karya Ahmad Nurullah)

Melewati Jembatan Kesunyian Melewati jembatan kesunyian yang kubangun dengan seribu helai nafas Kudatangi anakku terbaring di sungai sumsum Lelah ten…

Puisi: Kidung Rembang Malam (Karya Ahmad Nurullah)

Kidung Rembang Malam Inilah kebun mawar tempat keluarga bernyanyi Kau telah menyulapnya jadi kilauan pelangi mimpi Hei, ke mana anjing-anjing liar ya…

Puisi: Aku Berjalan dengan Jantung Menyala (Karya Ahmad Nurullah)

Aku Berjalan dengan Jantung Menyala Keledai yang kini bersarang di dalam kepala membuat aku lupa Mengapa dulu kutersenyum menatapkau dengan jantung m…

Puisi: Kutemukan Wajahku dalam Air yang Diam (Karya Ahmad Nurullah)

Kutemukan Wajahku dalam Air yang Diam dalam air kencingku yang tergenang kulihat wajahku namun setelah matahari datang wajahku kembali menguap hilang…
© Sepenuhnya. All rights reserved.