Puisi Agus Noor

Puisi: Sajak-Sajak Kecil kepada M (Karya Agus Noor)

Sajak-Sajak Kecil kepada M Sajak ini doa, tangan yang menampung luka, yang menjagamu, agar kau tak pernah merasa…

Puisi: Langit dan Laut (Karya Agus Noor)

Langit dan Laut Bila aku langit dan kau laut apakah yang menjadi batasnya? bila aku laut dan kau langit b…

Puisi: Anjing dan Bir Kesembilan (Karya Agus Noor)

Anjing dan Bir Kesembilan (Djenar Maesa Ayu) Dari balik kegelapan mata malam itu nyalang, menatap seekor an…

Puisi: Pezinah Pertama yang Masuk Surga (Karya Agus Noor)

Pezinah Pertama yang Masuk Surga  (1) Rasanya belum lama Kita nikmati Dosa pertama Dan kini mereka akan membakar kita Selepas subuh…

Puisi: Suaramu Telah Memikat Ingatanku (Karya Agus Noor)

Suaramu Telah Memikat Ingatanku (untuk #L) Suaramu telah memikat ingatanku, hari ini kurasakan suaramu, se…

Puisi: Delapan Kwatrin Kelopak Bunga (Karya Agus Noor)

Delapan Kwatrin Kelopak Bunga 1/ kau melihat kelopak bunga mengapung di selokan rumahsakit. "aih," katamu, "ia bagai nyawa …

Puisi: Mengingat Jalan-Jalan yang Dilupakan Ingatan (Karya Agus Noor)

Mengingat Jalan-Jalan yang Dilupakan Ingatan Semua jalan, Ibu, selalu membawaku kepadamu. Di kota yang telah dilupakan oleh ingatan, aku…

Puisi: Pada Sebuah Sakit (Karya Agus Noor)

Pada Sebuah Sakit (@ameelias) Masih subuh, kau membatin subuh yang lain bagi yang mungkin seperti ter…
© Sepenuhnya. All rights reserved.