Puisi: Nyala (Karya AA Manggeng) Nyala Nyalakan unggun dalam jiwamu, saudaraku agar malam tidak kelamkan kehidupan dan kita masih bisa berkirim kabar tentang kematian pada …
Puisi: Isyarat Itukah, Ibu (Karya AA Manggeng) Isyarat Itukah, Ibu Mendung memayungi jalan pada ketergesaanku lingkup kenangan mengajak pulang tapi hujan memburuku di terminal waktu Ak…
Puisi: Yang Hilang di Musim Badai (Karya AA Manggeng) Yang Hilang di Musim Badai Aku cari engkau saudaraku yang sudah lama tidak kembali Apakah musim badai tanah re…
Puisi: Suara Kesabaran (Karya AA Manggeng) Suara Kesabaran Begitu luluhnya hidup dalam kabut kita ikut dalam barisan upacara lalu mengikrarkan cita ban…
Puisi: HPH HPHH (Karya AA Manggeng) HPH HPHH Nyiur hijau Indonesiaku subur yang dinyanyikan tidak lagi masuk dalam sukma lagu syukur pada penutu…
Puisi: Dinihari di Taman Kamboja (Karya AA Manggeng) Dinihari di Taman Kamboja Bunga kamboja berguguran di sebuah pedalaman padahal angin sangat bersahabat malam …
Puisi: Gelisah dan Sunyi (Karya AA Manggeng) Gelisah dan Sunyi Acap sekali gelisah memporak-porandakan kedamaian sedangkan sepi datang sendiri-sendiri tan…
Puisi: Agustus Tahun Ini (Karya AA Manggeng) Agustus Tahun Ini Ilalang dekat rumah kita hangus sudah padahal matahari belum terik benar kegerahan di mal…
Puisi: Yang Tertembak Tahun itu (Karya AA Manggeng) Yang Tertembak Tahun itu Unggas dengan sayapnya yang bertaburan di aspal jalan baru dan rusa bermain deng…
Puisi: Pembantaian (Karya AA Manggeng) Pembantaian (Tgk Bantaqiah) Yang berangkat siang itu Adalah Adam dari kayangan Selebihnya Hawa Sesuatu …
Puisi: Lenyap - Senyap (Karya AA Manggeng) Lenyap - Senyap Unggun kemuliaan di kamar tidur saudaraku telah redup oleh silau cahaya yang menyusup Ket…
Puisi: Menarik Diri (Karya AA Manggeng) Menarik Diri Ini ladang kita tempat menyemai benih cinta tempat kita memanen nasib dan tempat menggambar …
Puisi: Pengembara (Karya AA Manggeng) Pengembara Tuhan, bawalah jiwaku dalam sungai-Mu hanyut dalam arus tenang dan bergelombang singgahkan aku…
Puisi: Diorama (Karya AA Manggeng) Diorama Kita tidak perlu menangis, saudaraku Hanya karena disiksa dan dihabisi Sebab air mata seketika habi…