2024

Puisi: Marina Quinta (Karya Em Vebiyanto)

Marina Quinta (1) apa yang lebih berisik dari angin laut? seorang gadis duduk tepat di hadapanku di matanya rembulan 23 jatuh sempurna sesempurna kep…

Puisi: Pongah (Karya Adhitya Wanda Pratama)

Pongah Dalam rinai hujan yang basah Ada namamu yang membikin resah Di hatiku gelombang rindu bertumpah ruah Membentur gugusan karang berpecah belah. …

Puisi: Malam (Karya Adhitya Wanda Pratama)

Puisi Malam Malam, Cahya sirna bercampur kelam, Cuma neon dikerubungi laron, Cuma cecak di atas plavon, Cuma Manguni di atas balkon, Cuma lamunan ke …

Puisi: Kubacakan Tulisanku Padamu (Karya Adhitya Wanda Pratama)

Kubacakan Tulisanku Padamu Kubacakan tulisanku, padamu Dan pada mega yang turut bersaksi, Situasiku kini tak cukup membuat sumringah dan di hadapan m…

Puisi: Hujan (Karya Adhitya Wanda Pratama)

Puisi Hujan Hujan, Reda sedikit disebut gerimis, Besar sedikit disebut badai, Sebentar jadi mampir, Lama jadi banjir, Orang-orang jadi banyak melipir…

Puisi: Pagi Itu (Karya Darwanto)

Pagi Itu Pagi itu ia berjalan sendirian saja di jalan setapak dan tak ingin orang lain bertanya kenapa ia berjalan saja di jalan setapak itu, tanpa e…

Puisi: Menadah Pahala di Bulan Ramadhan (Karya Ana Lailatul Fauziah)

Menadah Pahala Di Bulan Ramadhan Perkalian sama dengan kelipatannya  Spasi-spasi menjelma titik lidah ma'ruf menabur kebaikan di tanah suci sebag…

Puisi: Hujan Ramadhan (Karya Moh. Ghufron Cholid)

Hujan Ramadhan Langit tak dapat menahan rindu Bumi tak dibiarkan  kering Hujan dikirim sebagai salam pengantar Biar tiap diri berdebar Menyambut dan …

Puisi: Penebusan (Karya A. Munandar)

Penebusan Kisah kita mungkin akan seperti penebusan dosa, untuk kesalahan-kesalahan remaja yang kita lakukan dengan penuh rasa bangga. Sesekali menol…

Puisi: Bunga-Bunga Jam Sembilan (Karya Darwanto)

Bunga-Bunga Jam Sembilan Bunga-bunga jam sembilan itu semakin merambat di halaman pekarangan rumahmu. Kuncup belalainya terus merambat dan warna daun…

Puisi: Televisi Tua dan Tape Radio Lama (Karya Darwanto)

Televisi Tua dan Tape Radio Lama Televisi tua dan tape radio lama berdua tergeletak di sudut gudang Tape radio lama terkenang akan siaran radio dan k…

Puisi: Kesatria Telah Mati (Karya Darwanto)

Kesatria Telah Mati Kesatria telah mati di tanah-tanah belantara ini suara guguk mengangguk-angguk mengiringi senyap sunyi malam hari siangnya terban…

Puisi: Nyata-Nyata (Karya Darwanto)

Nyata-Nyata Nyata-nyata kita tak berhak berbicara perkataan lagi soalnya, kata yang mengalir dari lidah nyatanya akan bermuara ke telinga lidah kita …

Puisi: Dalam Repetisi (Karya Darwanto)

Dalam Repetisi Harus menjadi kutu untuk makan isi kertas buku Harus menjadi ulat bulu untuk meretas kepompong kupu-kupu Harus menjadi rambu-rambu unt…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.