2016

Puisi: Tanda Seru (Karya Joko Pinurbo)

Tanda Seru Seorang penulis duduk termenung di jendela, menunggu peristiwa kecil yang bisa menghibur hatinya. Matanya berbinar melihat seora…

Puisi: Surat untuk Ibu (Karya Joko Pinurbo)

Surat untuk Ibu Akhir tahun ini saya tak bisa pulang, Bu. Saya lagi sibuk demo memperjuangkan nasib saya yang…

Puisi: Masjid Saka Tunggal (Karya Abdul Wachid B. S.)

Masjid Saka Tunggal masjid satu pilar  di tengahnya empat sayap  seperti totem tergambar bawah tiang kaca…

Puisi: Sumpah Buruh (Karya Abdul Wachid B. S.)

Sumpah Buruh kita manusia indonesia beralam satu alam indonesia kita manusia indonesia bermodal satu modal indonesia kita manusia in…

Puisi: Calon Jenazah (Karya Joko Pinurbo)

Calon Jenazah Dalam pidato pelepasan jenazah bapak tua yang awet muda itu berkata, "Para calon jenazah yang mulia, mari kita ikhlaska…

Puisi: Elegi (Karya Joko Pinurbo)

Elegi Maukah kau menemaniku makan? Makan dengan piring yang retak dan sendok yang patah. Makan, menghabiskan hatiku yang pecah. …

Puisi: Kenangan (Karya Joko Pinurbo)

Kenangan Suatu saat kau akan jadi kenangan bagi tukang cukurmu. Ia memangkas rambutmu dengan sangat hati-hati agar gunting cukurnya tidak …

Puisi: Idul Fitri (Karya Abdul Wachid B. S.)

Idul Fitri di akhir ramadhan ini ingin kutuliskan puisi kembalinya hati kepada yang fitri kembalinya se…

Puisi: Sumpah Pemuda (Karya Lili Priyani)

Sumpah Pemuda Dengan apa kuagungkan tanah air Bila rakyatnya mempersolek diri Dengan aneka produk asing? Bagaimana harus kuagungkan bangsa ini Jika k…

Puisi: Mimpiku Menembus Awan (Karya Handrawan Nadesul)

Mimpiku Menembus Awan Mimpiku menembus awan Mencari yang dulu pernah kutanam Tunas di tiap rantingku Seperti ketika melamun di waktu kecil Ingat roti…

Puisi: Mata Sunyi (Karya Joko Pinurbo)

Mata Sunyi Tempat terindah untuk cuci mata ialah matamu: mata sunyi yang memancar di balik keriuhan hari-hari dan keramaian kata-kata. …

Puisi: Hujan Berdiam Diri (Karya Alex R. Nainggolan)

Hujan Berdiam Diri hujan berdiam diri selalu kembali ke asal pada remah tanah menyiram ingatan aku bertahan dengan rangkaia…

Puisi: Kapan Lagi (Karya Joko Pinurbo)

Kapan Lagi Kapan lagi kau bisa duduk manis di bawah pohon cemara, mendengarkan beberapa ekor puisi berkicau…

Puisi: Malam Rindu (Karya Joko Pinurbo)

Malam Rindu Malam Minggu. Hatiku ketar-ketir. Ku tak tahu apakah demokrasi dapat mengantarku ke pelukanmu dengan cara seksama dan dalam te…

Puisi: Hati Jogja (Karya Joko Pinurbo)

Hati Jogja Dalam secangkir teh ada hati Jogja yang lembut meleleh. Dalam secangkir kopi ada hati Jogja yang alon-alon waton hepi. Dalam …

Puisi: Negeri Gagap (Karya Bambang Widiatmoko)

Negeri Gagap Aku pernah belajar menghemat kata-kata Sedikit bicara banyak bekerja Tapi engkau malah mengajariku Agar menambah ka…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.