Puisi: Reminisensi (Karya Adhitya Wanda Pratama) Reminisensi Minggu pagi telah merapat dan janji yang telah terburai mesti terurai, Kau turun dari angkot berkerudung hitam dan jaket biru, berbalik p…
Puisi: Hadir Menghilang (Karya Asep Setiawan) Hadir Menghilang Bermusim lalu, bersatu di satu titik temu Semestakan rasa, seperti kala bersitatap netra Sepersekian masa begitu mesra…
Puisi: Wajah Cahaya (Karya Abdul Wachid B. S.) Wajah Cahaya tidak ada cincin yang kulingkarkan di jemari manismu tidak ada jam tangan yang menandai kepastian waktu tetapi jarum wakt…
Puisi: Sumbadra (Karya Gunawan Maryanto) Sumbadra kularung cintamu! jadilah perempuan itu berlari menghunjamkan diri pada sepi yang tegak berdiri layaknya sebuah belati l…
Puisi: Pelabuhan Ampenan (Karya Acep Zamzam Noor) Pelabuhan Ampenan Sebuah jalan membelah kebisuan siang Udara panas serta debu mengepul ke udara Aku menyusuri pedestrian, melewati deretan t…
Puisi: Sayap Kerinduan (Karya Joshua Igho) Sayap Kerinduan Sayap ini, setiap bulunya adalah kerinduan ketika aku terbang, angin mengajakku ke tempat tak bernama pohon-pohon menawa…
Puisi: Langit dan Laut (Karya Agus Noor) Langit dan Laut Bila aku langit dan kau laut apakah yang menjadi batasnya? bila aku laut dan kau langit b…
Puisi: Aku yang Tidak Pernah Jatuh Cinta (Karya Deni Puja Pranata) Aku yang Tidak Pernah Jatuh Cinta Aku yang tidak pernah jatuh cinta dendang pagi dari hitungan telapak jari aku yang tidak pernah jatuh cint…
Puisi: Aku Ingin Kawini Seribu Pelacur (Karya Deni Puja Pranata) Aku Ingin Kawini Seribu Pelacur Permohonan pada seribu penghulu kawinkan aku dengan seribu pelacur tanpa janur di sebelah pintu, bukan di …
Puisi: Kemacetan Tercinta (Karya Joko Pinurbo) Kemacetan Tercinta Sudah jam sembilan malam dan jalan menuju rumahnya masih macet. Ia bunyikan klakson mobilnya berkali-kali hanya agar se…
Puisi: Sepotong Bulan (Karya Joshua Igho) Sepotong Bulan Sepotong bulan teriris cakrawala separuhnya jatuh ke dasar samudera burung camar mengantar anak-anaknya pulang ke…
Puisi: Barus (Karya Raudal Tanjung Banua) Barus (1) Tak ada jalan lurus ke Barus para pengelana telah lama menembus kabut mencari celah jalan ke beka…
Puisi: Ibu Kopi (Karya Joko Pinurbo) Ibu Kopi Malam saya terbuat dari jalanan kampung yang basah, hujan yang baru saja mati, rindu yang hampir k…