Puisi: Tukang Pos (Karya Nirwan Dewanto) Tukang Pos Tukang pos di kejauhan Itu adalah ayahmu sendiri Mengantar suratmu pagi tadi Ke arah makam bundamu. Kau mencabut dan melayan…
Puisi: Insomnia (Karya Alex R. Nainggolan) Insomnia (I) aku berjalan pada malam orang yang tidur dalam nyenyaknya dengkur memetik bunga mimpi mereka yang berguguran …
Puisi: Mendaki Besakih (Karya Acep Zamzam Noor) Mendaki Besakih Selain kabut, aku tak bisa menebak Keluasan langit dengan warna kemerahannya Darah bulan menggenangi lereng bukit yang tua …
Puisi: Pesta Dansa (Karya Fitri Yani) Pesta Dansa Dik, pertemuan kita ibarat pesta dansa Penuh irama Serupa anggur memabukkan yang musykil dibuang setelah dituang ke dalam ge…
Puisi: Sajak Menunggu Sahur (Karya Sutan Iwan Soekri Munaf) Sajak Menunggu Sahur Menipu waktu sambil membagi diri dengan kata tanpa makna. Nyata perjalanan detik membatu dalam kalbu dan bayang-bayang semakin l…
Puisi: Orangku (Karya Hasbi Burman) Puisi Orangku Ketika malam menutup Pulau Weh dan Pulau Rondo di kegelapan sang serdadu Belanda mendapat ilham bahwa pantai kerajaan Aceh kian …
Puisi: Sahur Pertama (Karya Munawar Syamsuddin) Sahur Pertama Nyanyian zikir seekor burung pungguk Menurunkan kesejukan kudus garis ufuk Kunci pintu batinku membuka terbangun Demi…
Puisi: Roti (Karya Nirwan Dewanto) Roti (untuk Gregorius Sidharta Soegijo) Kami duduk bertiga belas: meja ini sangat panjang , panggung ini terlalu lapang. Aku dan ia ibarat dua bintan…
Puisi: Sajak Ramadhan (Karya Sutan Iwan Soekri Munaf) Sajak Ramadhan Hampir waktu. Mampirlah dulu Dahaga bukan hanya kata-kata dan rindu pada-Mu makin menggebu seperti setiap detik menjadi bara untuk mer…
Puisi: Getir (Karya D. Kemalawati) Getir Di simpang jalan peminta-minta menadah sendawa dari getir ruang tanya di arena perang genderang l…
Puisi: Bohong (Karya Hasbi Burman) Bohong Pada sudut rekontruksi Aceh Engkau telah membohongi dunia luka hati anak negeri luka hati siapa-siapa yang terbohongi. Pada seny…
Puisi: Mantra Kematian (Karya Herman RN) Mantra Kematian O, aku sudah melangkah ke masjid, gereja, pura, dan wihara Tak kudapati sebuah pun kitab yang mendidik saling tusuk dan tembak …
Puisi: Pemancing (Karya Agit Yogi Subandi) Pemancing Dengan kail kecil, dan umpan cacing, kunanti kau makan umpanku, pada jam pertama, aku belum gelisah. karena memburumu, mesti pah…