2001

Puisi: Sepasang Tamu (Karya Joko Pinurbo)

Sepasang Tamu Di ruang tamu ini, sekian tahun silam, saya menerima seorang pemuda kurus kering yang datang menawarkan akik. Saya tidak suka …

Puisi: Di Tepi Tebing (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Di Tepi Tebing Dingin. Bibir terakhir yang menyentuhnya. Sebelum ia hilang dari tepi, altar memar yang menjulang, dari mana ia tumbang, mung…

Puisi: Inilah Saatnya (Karya W.S. Rendra)

Inilah Saatnya Inilah saatnya melepas sepatu yang penuh kisah meletakkan ransel yang penuh masalah dan mandi mengusir rasa gerah menenangkan jiwa yan…

Puisi: Hampir (Karya Joko Pinurbo)

Hampir Ada sepasang pengemis buta suatu hari datang ke rumah. Sebelum minta sedekah, mereka bertanya dulu: "Apakah Tuan sudah kaya?"…

Puisi: Dangdut (Karya Joko Pinurbo)

Dangdut  (1 ) Sesungguhnya kita ini penggemar dangdut. Kita suka menggoyang-goyang memabuk-mabukkan kata memburu dang dang dang dan ah susah …

Puisi: Kebun Hujan (Karya Joko Pinurbo)

Kebun Hujan (1) Hujan tumbuh sepanjang malam, tumbuh subur di halaman. Aku terbangun dari rerimbunan ranja…

Puisi: Menanam Cinta pada Ramadhan (Karya Mustafa Ismail)

Menanam Cinta pada Ramadhan Kutanam cinta padamu, bulan penuh berkah pengganti seribu bulan yang lewat dan ber…

Puisi: Sebelum Senja Selesai (Karya Moh. Wan Anwar)

Sebelum Senja Selesai di sebuah senja pertemuan kita, kaulekat kutatap dari seluruh penjuru mata. Perlahan kau menurun ke laut dan ikan-ikan memasang…

Puisi: Berita Kepulangan (Karya Mustafa Ismail)

Berita Kepulangan Mungkin inilah terakhir kita melihat tempat ini menjadi istana rakyat kata seseorang, dengan getir, sambil menunggumu be…

Puisi: Dimana Kau Sembunyikan Wajah Mereka (Karya Hadi Utomo)

Dimana Kau Sembunyikan Wajah Mereka Dimana kau sembunyikan wajah mereka yang sebenarnya wajah anak rakyat yang tengah meratapi mimpinya yang raib eng…

Puisi: Suatu Sabtu Udara Sepucat Lampu (Karya Moh. Wan Anwar)

Suatu Sabtu Udara Sepucat Lampu di rangkasbitung, suatu sabtu udara sepucat lampu laron-laron menggigil sebelum gerimis turun dari dukamu — dulu di s…

Puisi: Loket-Loket Kosong (Karya Moh. Wan Anwar)

Loket-Loket Kosong seperti tadi di kantor itu loket-loket di stasiun ini kosong cuma ada komputer, gundukan karcis daftar harga dan pluit mengiang da…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.