1999

Puisi: Lagu Cinta (Karya Putu Wijaya)

Lagu Cinta Kulihat malam begitu dalam Dan angin berdesah bimbang Aku pun tertegun sebelum melangkah Masihkah kau simpan perasaan sayang yang dahsyat …

Puisi: Uban (Karya Joko Pinurbo)

Uban Pasukan uban telah datang memasuki wilayah hitam. Hitam merasa terancam dan segera merapatkan barisan. "Putih lambang kematangan, …

Puisi: Misbar (Karya Joko Pinurbo)

Misbar Di sebuah lapangan di sebuah kampung di sebuah kenangan di pusat Jakarta masih bisa kautemui sebuah m…

Puisi: Elegi Tanah Airku (Karya Aspar Paturusi)

Elegi Tanah Airku Indonesia tanah tumpah darahku, jangan lagi menangis apalagi mata air airmatamu sudah kering Indonesia kebangsaanku, berhentilah te…

Puisi: Kacamata (Karya Joko Pinurbo)

Kacamata Baru tiga puluh tahun menyair, ia sudah pakai kacamata. Biar tampak bijak dan matang. Biar dikira banyak mikir dan merenung. Biar l…

Puisi: Malin Kundang (Karya Joko Pinurbo)

Malin Kundang Malin Kundang pulang menemui ibunya yang terbaring sakit di ranjang. Ia perempuan renta, hidupnya tinggal menunggu matahari …

Puisi: Seperti Belanda (Karya Fikar W. Eda)

Seperti Belanda Seperti Belanda mereka atur siasat membuat kami takluk bertekuk lutut Seperti Belanda …

Puisi: Di Tebing Waktu, Meditasi (Karya Ahmad Nurullah)

Di Tebing Waktu: Meditasi (1) Sebelum jagat raya diciptakan, apa yang dilakukan Tuhan? Sunyi. Di teras: waktu merayap Malam mengalir. A…

Puisi: 1967 (Karya Oka Rusmini)

1967 Di museum kutemukan dahimu penuh kerak timah,  meleleh membutakan matamu.  Diam-diam kutawarkan tali mungkin kau ingin menjera…

Puisi: Ayat-Ayat Api (Karya Sapardi Djoko Damono)

Ayat-Ayat Api (1) Mei, bulan kita itu, belum ditinggalkan penghujan di mana gerangan kemarau, yang malamnya dingin yang langitnya bersih; …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.