Sepenuhnya

Hujan di Penghabisan Musim laksana kepingan mawar yang putih langit pun mekar dan rontok di atas kota itu matahari mengibas-ngiba…

Sebuah Percakapan, Dengan Sebutir Kelereng — selalu kita ketemu dalam kantung dadu, selalu kita       beradu di dalam rindu yang jaga dari dulu, soba…

Winter, Iowa 1974 Langit sisik yang serbuk, matahari yang rabun menarilah dari rambutnya yang putih beribu kupu-…

Gereja St. Albertus, Jetis 1974 Rumah Tuhan sunyi juga, bertanda salib pada remang pohon-pohon cemara, menunjuk langit bagi mata yang daif, b…

Meditasi (1) Kupeluk sinar bulan. Tubuhku kedinginan. Di gerbang cahaya yang berkilauan akan segera nampak di depan kita sebuah gereja tua. Ketik…

Sajak Sepasang Sendok dan Garpu     Siang hari     Bahkan dongeng baru sudah terucap di sebuah perjamuan makan. Sepotong daging dan sepiring nasi yan…

Sajak Kembang Plastik Sekolompok kumbang dari lilin dan plastik telah terbunuh. Daun-daun serta bunga dari lilin dan plastik kemudian runtuh ranting-…

Kampung Sebuah jalan yang berdebu. Membelah desaku lengang dan sepi. Hanya sesekali lewat mobil tua atau gerobak lembu atau orang bersepeda lalu seda…

Sebuah Bingkai Potret pada Hanif R Tanjung sebuah bingkai aku di dalamnya penuh debu dalam pendambaan. Sia-sia untuk bersihkan segala ada juga debu d…

Langkah-Langkah Siapakah Itu Langkah-langkah siapakah itu menapak di dingin malam Langkah-langkah siapakah itu menyerahkan miliknya di tangan bayang-…

Hari Ini Rebo Pertama tak ada kudengar suara apa pun hari ini juga suaraku adakah kehilangan demi kehilangan juga bayanganku adalah …