Puisi: Memandang Kehidupan (Karya Ajip Rosidi) Memandang Kehidupan Memandang relung- relung kehidupan Aku tak tahu pasti Apakah mungkin menjadi Seorang tua yang tenang…
Puisi: Atas Kemerdekaan (Karya Sapardi Djoko Damono) Atas Kemerdekaan Kita berkata: jadilah dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut di atasnya: langit dan badai tak henti-henti di tepinya cakr…
Puisi: Peluru (Karya Rachmat Djoko Pradopo) Peluru sebutir anak peluru telah lepas dari longsongnya menyuruk ke daging dan kini tergeletak di atas meja setelah pisau bedah mencungkilnya dari da…
Puisi: Barangkali Diam Adalah yang Paling Baik (Karya Bakdi Soemanto) Barangkali Diam Adalah yang Paling Baik Barangkali diam adalah yang paling baik Diam dan menyaksikan semuanya. Diam. Selama ti…
Puisi: Surat Seorang Istri (Karya W.S. Rendra) Surat Seorang Istri Suamiku yang merantau Malam ini bulan pucat Pohon-pohon kelabu Berayun, di atas khayalan pucat. Dan betapa pula kelab…
Puisi: Batu ke Lima Puluh Satu (Karya Taufiq Ismail) Batu ke Lima Puluh Satu Seorang penjahat dan pembunuh lama Sedang berjalan sendirian Di lebuh pasir ini Gamisnya terjela menyapu debu Cambangnya leba…
Puisi: Di Bawah Jendela (Karya Daelan Muhammad) Di Bawah Jendela ada angin menjenguk dari luar jendela sudah tua tapi masih begitu tampan ia demi melihat aku acuh tak acuh saja ia pun melompat masu…
Puisi: Kupandang Kelam yang Merapat ke Sisi Kita (Karya Sapardi Djoko Damono) Kupandang Kelam yang Merapat ke Sisi Kita Kupandang kelam yang merapat ke sisi kita siapa itu di sebelah sana…
Puisi: Pertemuan (Karya Sapardi Djoko Damono) Pertemuan perempuan mengirim air matanya ke tanah-tanah cahaya, ke kutub-kutub bulan ke landasan cakrawala; kepalanya di atas bantal lembut…
Puisi: Sajak Perkawinan (Karya Sapardi Djoko Damono) Sajak Perkawinan sahaya yang ini, Siapakah? (kelopak-kelopak malam berguguran) kaki langit yang kabur dala…
Puisi: Suatu Saat Sejarah (Karya T. Mulya Lubis) Suatu Saat Sejarah sekarang terdampar kita ombak memecah di pintu kamar: sekumpulan puisi mencair diri dan kembalilah diri berjabat s…
Puisi: Tin Marni (Karya Ibrahim Sattah) Tin Marni Tinmarni yang lahir malam tadi menyaksikan bumi sudah basah dan kota-kota pun gelisah Segumpil darah bergumul di perutnya Dan ia pun siap …