Kumpulan Puisi tentang Kebaya beserta Pengarangnya

Kebaya adalah simbol keanggunan dan kekayaan budaya Indonesia. Dalam puisi, kebaya seringkali diangkat sebagai lambang dari keindahan, tradisi, dan identitas.

Kebaya sebagai Simbol Keanggunan

Kebaya, dengan desainnya yang anggun dan elegan, sering kali dijadikan objek puisi untuk merayakan keindahan dan keanggunan. Dalam puisi, kebaya tidak hanya dipandang sebagai pakaian tradisional, tetapi sebagai simbol dari karakter dan kepribadian seseorang. Melalui deskripsi detail tentang kebaya, penyair menyoroti kualitas estetika yang memukau dan bagaimana pakaian tersebut meningkatkan pesona dan kepercayaan diri.

Kebaya sebagai Lambang Tradisi

Kebaya juga sering menjadi simbol tradisi dan budaya dalam puisi. Dalam konteks ini, kebaya melambangkan nilai-nilai yang dijaga turun-temurun, serta cara hidup yang berakar pada tradisi. Puisi tentang kebaya dalam hal ini seringkali menggambarkan bagaimana pakaian ini menjadi bagian integral dari perayaan adat, upacara, dan kehidupan sehari-hari.

Kebaya sebagai Simbol Identitas

Dalam puisi, kebaya juga sering digambarkan sebagai simbol identitas pribadi dan kolektif. Pakaian ini mencerminkan bukan hanya kebudayaan, tetapi juga kepribadian dan perasaan seseorang. Puisi yang mengeksplorasi tema ini sering menggambarkan bagaimana kebaya mempengaruhi cara seseorang dipandang dan dirasakan oleh orang lain.

Contoh Puisi tentang Kebaya

Berikut adalah contoh puisi yang menggambarkan kebaya:

1. Puisi "Kain Kebaya buat Ibu" karya Ketut Syahruwardi Abbas

Kalau sempat, kukirim
selembar kain kebaya
bersulam kembang-kembang
merah muda. Tapi rinduku
pada harum kembang kopi
tak terajut di larik-lariknya.

Anakmu tak pandai berucap.
Lebih suka pada sepi
dan detak berirama jantungmu
yang kudengar saat dekap
begitu dekat. Tapi kuragukan
waktu masih sisakan irama
sama di bawah langit
yang dibaca kian sulit.

Selalu ada yang tak bisa
kuceritakan padamu. Seperti
burung, aku diterbangkan angin
ke angan zaman yang gamang
:merajut sarang di awan,
mendaki-daki angin
di rentang tak berbatas.

Maka kukirim saja padamu
bordir kembang. Seperti biasa,
beri saja ia tafsir dan ceritakan
pada tetangga, "kembang merah muda
adalah hidup yang gemilang."
Seperti mimpi-mimpimu tentang
air bening memenuhi ruang.
Dan aku berenang.

Adakah mimpi lain tentang aku?
Berceritalah. Mungkin aku
datang dengan jubah putih
di atas kuda putih, jelmaan daun
dan kelopak cempaka
(masihkah ia berbunga?
aku rindu pada harumnya.)

Di sini aku burung pipit
terbang di pusaran angin.
Tak jelas rupa sarang
tak tentu arah bayang.

Rindulah yang membawaku
pada samar bayang-bayang masa
ketika Mai mengirim sepiring kue
sambil menatapku malu-malu.
(Apakah ia masih mengingatku?)
Juga pada Muhsan. Uria. Dan ciuman
Sofia yang diberikannya lewat jendela.

Masih ada yang bisa dikenang.
Sebatas yang lalu. Tak lagi ada ruang
setapak di bawah daun-daun basah
yang menuntun kita pada senyum
dan cerita-cerita sederhana.
Sebab di pusaran angin ini
cuma ada gempita berjuta dusta
dan kisah-kisah para petualang
di awan yang tak pernah kita kenal.

Maka kalau sempat, kukirim
selembar kain kebaya bersulam
kembang. Kalau kau tak paham
warnanya, anggaplah merah muda.
Kalau tak ada tafsir di sana,
beri saja sesukamu. Sebab anakmu
hidup di awan. Makna tak tertemukan.

2. Puisi "Kebaya Biru" karya Armijn Pane

Waktu senja gelap-gelapan,
Gunung Guntur tegak menggagah,
Kanannya langit kemerah-merahan,
Embun mendatang kapas digobah.

Danau hening, gelap airnya,
Matahari hilang tinggal sinarnya,
Langit terang tiada bercacat,
Belakang gunung perak berkilat.

Terkenang aku waktu malam,
Lama sudah terselang waktu,
Kebaya adik warna biru,
Permintaan aku dituruti,
Sedih tak terkalam penuh di hati,
Akan bercerai sudahlah musti.

Puisi Kebaya Terbaru

Puisi tentang kebaya merayakan lebih dari sekadar keindahan pakaian tradisional; ia menyoroti makna mendalam yang terkandung dalam setiap helai kain dan setiap motif. Kebaya menjadi simbol keanggunan, tradisi, dan identitas, yang dapat diungkapkan dengan cara yang indah dan puitis melalui puisi. Dengan menjadikan kebaya sebagai objek puisi, penyair tidak hanya merayakan keindahan visualnya, tetapi juga memperkuat nilai-nilai budaya dan identitas yang ia representasikan.

Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi tentang Kebaya untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.

    Kumpulan Puisi tentang Kebaya beserta Pengarangnya

© Sepenuhnya. All rights reserved.