Tjahjono Widarmanto lahir pada tanggal 18 April 1969 di Ngawi, Jawa Timur, Indonesia. Ia adalah seorang sastrawan Indonesia yang telah memberikan kontribusi penting dalam dunia sastra Indonesia melalui karyanya yang sarat dengan pesan-pesan kemanusiaan.
Dengan gaya tulisannya yang puitis dan mendalam, ia telah menggugah perasaan dan pemikiran pembaca mengenai berbagai isu sosial dan budaya. Selain puisi, Tjahjono Widarmanto juga menulis esai. Karya-karyanya telah mendapatkan berbagai penghargaan dan pengakuan.
Buku Puisi:
- Di Pusat Pusaran Angin (1997);
- Kitab Kelahiran (2003);
- Kubur Penyair (2002);
- Mata Ibu (2011);
- Kidung buat Tanah Tercinta (2011);
- Umayi (2012);
- Mata Air di Karang Rindu (2013);
- Sejarah yang Merambat di Tembok-Tembok Sekolah (2014);
- Percakapan Tan dan Riwayat Kuldi Para Pemuja Sajak (2016);
- Porodisa Surga di Halaman Depan (2017);
- Perbincangan Terakhir dengan Tuan Guru (2018);
- Yuk, Nulis Puisi (2018);
- Kitab Ibu dan Kisah Hujan (2019);
- Suluk 2 Zaman (bersama Meidyna Arrisandi, 2019);
- Qasidah Langit Qasidah Bumi (2023);
Tjahjono Widarmanto adalah seorang sastrawan puitis yang telah memberikan sumbangan yang berharga bagi perkembangan sastra Indonesia. Melalui karya-karyanya, ia telah mencerahkan dunia sastra dengan mengajak pembaca merenungkan berbagai isu.
Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi karya Tjahjono Widarmanto untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.
- Puisi: Mata Ibu (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Berkaca pada Waktu (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Di Kedalaman Tubuhku Tumbuh Sebatang Pohon Api (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Takwil Terakhir (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Mata Dadu (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Berdiri di Kelokan (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Dalam Cahaya Mata Ibu (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Hujan Membaca Cinta (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Kotaku (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Bersimpuh di Genangan Air Mata Sendiri (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Gurit Katresnan (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Kenangan di Arus Sungai Kecil (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Senyummu, Ibu (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Wirid Tak Selesai-Selesai (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Di Padang Sujud (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Usaplah Keningku (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Tanah Liat (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Catatan Kaki tentang Cinta (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Maghrib (Karya Tjahjono Widarmanto)
- Puisi: Hujan Menjelang Subuh (Karya Tjahjono Widarmanto)