Kumpulan Puisi karya Adi Sidharta

Adi Sidharta, yang lebih dikenal dengan nama samaran A.S. Dharta, adalah salah satu penyair Indonesia yang kiprahnya terukir pada masa revolusi dan awal kemerdekaan Indonesia. Lahir di Cianjur pada 7 Maret 1924, ia tidak hanya aktif dalam dunia sastra tetapi juga dalam gerakan buruh dan politik. Dharta memiliki banyak nama pena, termasuk Klara Akustia, Kelana Asmara, Jogaswara, Endang Rodji, dan Bermara Putra, yang menunjukkan kekayaan identitas kreatifnya.

Sebagai seorang penulis, Dharta terjun ke dunia sastra sejak muda. Ia memulai karirnya sebagai wartawan harian Boeroeh di Yogyakarta. Selain sebagai jurnalis, Dharta aktif memimpin serikat-serikat buruh di bawah naungan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), yang memberikan warna ideologis pada karyanya. Banyak puisinya diterbitkan di berbagai media seperti surat kabar Tjahaja, majalah Gelombang Zaman, Arena, dan Revolusioner, yang mencerminkan semangat perlawanan dan sosialisme yang mewarnai masa itu.

Pada 17 Agustus 1950, Dharta bersama M.S. Ashar dan Njoto mendirikan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), sebuah lembaga yang sangat berpengaruh dalam dunia kesenian Indonesia pada masa itu. Lekra mengusung realisme sosialis sebagai prinsip sastra dan seni, di mana karya-karya seni diharapkan menjadi alat perjuangan bagi rakyat. Dharta, sebagai Sekretaris Jenderal pertama Lekra, berperan penting dalam menyusun Mukaddimah Lekra, yang menjadi panduan ideologis bagi anggota-anggotanya.

Buku puisi Dharta yang paling terkenal adalah kumpulan puisi berjudul Rangsang Detik (1957), yang berisi 63 puisi dengan tema revolusi dan perjuangan. Puisi-puisi dalam Rangsang Detik tidak terlalu menonjolkan keindahan bahasa atau estetika sastra yang rumit, melainkan berfokus pada ekspresi perasaan dan semangat revolusi. Puisi-puisi tersebut menampilkan tanggapan Dharta terhadap realitas sosial-politik zamannya, terutama mengenai perjuangan rakyat dan cita-cita kemerdekaan. Karya ini menggambarkan bagaimana Dharta, sebagai "anak zaman," mematuhi tuntutan dan semangat revolusi, yang merupakan ciri khas dari realisme sosialis yang diusung Lekra.

Namun, kehidupan Dharta tidak selalu berjalan mulus. Pada tahun 1958, Dharta mengalami prahara rumah tangga yang berdampak pada kehidupannya, termasuk posisinya di Lekra. Meskipun demikian, ia tetap berkiprah dalam dunia kesenian, bahkan mendirikan Universitas Kesenian Rakyat di Bandung pada tahun 1962 bersama pelukis Hendra Gunawan. Kehidupan Dharta berubah drastis setelah peristiwa G30S pada 1965, di mana ia ditangkap dan dipenjara tanpa pengadilan di Penjara Kebonwaru, Bandung, selama 13 tahun (1965-1978). Selama periode itu, seluruh karya-karyanya dirampas, dan setelah dibebaskan, ia memilih untuk berhenti menulis.

Meskipun dipaksa diam dalam waktu yang lama, peran Dharta dalam dunia sastra dan kebudayaan Indonesia tetap diakui. Selain kontribusinya melalui Lekra, ia juga sempat berkolaborasi dengan musisi terkenal Amir Pasaribu, menghasilkan karya musik yang salah satunya adalah lagu "Irama Mei." Karya-karyanya juga banyak tersebar di media-media dalam dan luar negeri, dan masuk ke dalam berbagai antologi bersama.

Selain menjadi tokoh sastra, Dharta juga mendarmabaktikan dirinya untuk kebudayaan Sunda. Ia terlibat dalam penerbitan majalah Generasi Baru di Tasikmalaya pada tahun 1947, dan hingga akhir hayatnya, ia menyusun Kamus Sunda-Inggris-Indonesia. Meskipun proyek ini tidak sempat diselesaikan, hal ini menunjukkan kecintaannya pada bahasa dan kebudayaan lokal.

Adi Sidharta

A.S. Dharta meninggal dunia pada 7 Februari 2007 dalam usia 83 tahun. Warisannya, baik sebagai penyair, pejuang, maupun intelektual, tetap menjadi bagian penting dari sejarah sastra dan kebudayaan Indonesia. Karya-karyanya, terutama Rangsang Detik, masih menjadi rujukan penting dalam memahami perkembangan sastra Indonesia di masa revolusi dan pengaruh realisme sosialis dalam kesusastraan Indonesia.

Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi karya Adi Sidharta untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.

    Kumpulan Puisi karya Adi Sidharta

© Sepenuhnya. All rights reserved.